AsSalamu’alaikum saudaraku, O’Love semua…
Semoga Allah jadikan kita sebagai hambaNYA yang tidak
berputus-asa terhadap RahmatNYA.
Aamiin
Ketika kita ditimpa musibah atau kesulitan, atau ketika
kita terjerumus dalam perbuatan dosa, semoga itu semua tidak membuat kita
putus-asa dari RahmatNYA, hingga kita tidak mengharapkannya, tidak pula mencarinya, tanda
kita telah salah jalan…tersesat.
Dan tiada yang berputus asa dari rahmat
Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat.
(Al-Qur’anul-Kariim, Al Hijr (15),
ayat 56).
Berhati-hatilah, dan selalulah memohon
perlindunganNYA…janganlah sampai ketika Allah menguji kita dengan urusan dunia
kita, lalu hati kita menjadi sempit, lalu lupa akan luasnya Rahmat Allah
Ta’ala. Hingga akhirnya kita jatuh dalam keputus-asaan.
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia,
niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu
musibah disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri,
tiba-tiba mereka itu berputus asa.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Ar-Ruum (30), ayat 36)
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya DIA-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Az Zumar (39): ayat 53).
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Engkau harus tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan
menimpamu, tidak mungkin luput darimu dan sesuatu yang ditakdirkan luput
darimu, tidak mungkin menimpamu.
(Hadits Riwayat Abu Daawud)
Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum
50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
(Hadits Riwayat Muslim)
Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan/kelelahan,
sakit, sedih, duka, gangguan ataupun gundah gulana sampai pun duri yang
menusuknya kecuali Allah akan hapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya.
(Hadits Riwayat Bukhari)
Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta
tolonglah pada Allah dan janganlah kamu malas (lemah semangat)!
Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan:
“Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan jadi begini atau begitu”,
tetapi katakanlah: “Qodarallaahu wa maasyaa-a fa’ala.
&
Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah
engkau katakan: “Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.” Akan tetapi
hendaklah kau katakan: “Qodarullaahu wa maasyaa-a fa’al (Ini sudah jadi takdir
Allah…Setiap apa yang telah DIA kehendaki pasti terjadi).” Sesungguhnya
perkataan seandainya dapat membuka pintu syaithon.
(Hadits Riwayat Muslim)
Ketika manusia terjatuh kedalam perbuatan dosa, maka
Setan akan berbisik: “Sesungguhnya dosa-dosamu sangat banyak dan sangat buruk,
tidak ada harapan bagimu!” Lalu orang tersebut pun putus harapan, berprasangka
buruk pada Allah…dia beranggapan mustahil bagi dirinya mendapatkan ampunan
Allah…atau dengan kata lain: "Tidak Mungkin Allah mengampuni aku!" Hingga akhirnya ia tidak
bertaubat, bahkan terus berada dalam keburukan.
Dan begitu juga saat kita tengah mengharapkan RahmatNYA, semoga Allah ArhamarRohimiin tidak jadikan kita sebagai orang yang merasa aman dari AdzabNYA.
Aamiin.
Kita tidak bisa merasa aman dari murkaNYA Allah Azza Wa
Jalla. Sebaik apapun keadaan kita, kita tidak bisa merasa aman dari AdzabNYA.
Karena tiada yang merasa aman dari AdzabNYA kecuali orang-orang yang merugi!
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk
negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Atau apakah
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa
aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Al-A'raf (7), ayat 96, 97, 98, 99)
Ketika manusia sibuk dalam ketaatan, maka Setan akan
menipunya dengan membisikkan: “Sesungguhnya engkau banyak beramal, dosa-dosamu
telah diampuni”, hingga akhirnya orang tersebut tertipu, lalu kemudian ia
meremehkan dosa, kemudian ia mengamalkan dosa-dosa.
Maka hendaknya siapapun yang berada dalam ketaatan, tidak
tertipu dengan ketaatannya, dan tidak meremehkan dosa, ketahuilah Allah Maha
Keras AdzabNya!
Siapa yang bisa menjamin bahwa kita akan tetap hidup…atau belum mati…atau sempat untuk bertaubat…saat kita berani memilih melakukan dosa.
Ya, bisa jadi kita merasa tidak sedang bermaksiat pada
Allah, tapi ternyata kita tengah berdosa karena sibuk membicarakan
dosa/kesalahan orang lain. Tidak bisa menahan diri untuk tidak membicarakan
keburukan orang lain. Atau mungkin juga tidak sampai terucap/dikatakan…tapi ternyata begitu
kuat di dalam hati…
“Dia Kafir!”
“Si Anu Sesat!!!”
“Semoga fulan masuk Neraka dan disiksa disana!”
Atau mungkin malah dihati kita tidak ada keyakinan…menutup
keyakinan…tak mau percaya bahwa Allah bisa mengampuninya, walaupun dosa seseorang
itu seluas jagat raya! Bahwa Allah mempunyai ampunan yang lebih luas dari dosa
orang tersebut.
Karena apakah dzat-nya yang bisa lebih besar, lebih luas
dan lebih tinggi dari Allah? Walaupun itu dosa!
Dan bila Allah berkehendak mengampuniNYA maka
diampuniNYA-lah dosa-dosa hamba yang seluas jagat raya itu.
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya DIA-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Az-Zumar (39): ayat 53).
Ketika menjelaskan surah Az-Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan:
Ketika menjelaskan surah Az-Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan:
“Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘Azza Wa Jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”
Inilah yang semestinya kita harapkan…hidayah dan ampunan baginya, bagi diri kita, bagi kita semua.
Namun untuk dapat mengharapkan…mendoakan orang lain, orang ini (diri sendiri) seperti itu tidaklah semudah perkata-kata atau semudah menulis tulisan ini! Karena
manusia mudah sekali…cepat sekali…berputus asa, berkeluh kesah…lalu bermaksiat
pada Allah! Membuat kerusakan! Ya sungguh kita…manusia…tempatnya Salah dan
Dosa.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian
dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.
(Al-Qur’anul-Kariim, Ar-Ruum (30), ayat 41)
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) telah meniupkan wahyu
ke dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati sehingga dia menyempurnakan
ajalnya dan mengambil seluruh rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan
carilah rezeki dengan baik. Dan jangan sampai anggapanmu akan lambatnya rezeki
mendorongmu untuk mencarinya dengan maksiat kepada Allah. Karena sesungguhnya
apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan men-taati-NYA.
(Hadits Riwayat Abu Nu’aim)
…Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali
melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas
penghuninya adalah para wanita.
Mereka bertanya:
“Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, Yaa Rasulullah?”
“Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, Yaa Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“Disebabkan kekufuran mereka.”
Ada yang bertanya kepada Beliau:
“Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
“Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab:
“Tidak, melainkan mereka kufur kepada suami dan
mengkufuri kebaikan suami. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang
istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada
sesuatu yang tidak berkenan di hatinya niscaya ia akan berkata: “Aku sama
sekali belum pernah melihat kebaikan darimu”
(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Maka jelaslah…kebaikan yang kita lakukan pun…
Tak akan bisa tanpa PertolonganNYA!
Tak akan bisa tanpa BimbinganNYA!
Tak akan bisa tanpa KeselamatanNYA!
Tak akan bisa tanpa Belas-KasihNYA!
Tak akan bisa tanpa ALLAH!
Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh
jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali
apabila dikehendaki Allah, Robb semesta alam.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah At Takwiir (81), ayat 28-29)
Dikatakan oleh Ibnu Mas’uud Radhiyallaahu‘anhu bahwa
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Dosa besar yang
paling besar adalah menyekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, putus
asa terhadap rahmat Allah, dan putus harapan terhadap pertolongan Allah.
(Hadits Riwayat Ath-Thabrani)
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Ketahuilah, dahulu ada dua orang dari Bani Israil, yang
satunya sholeh, yang satunya ahli maksiat. Yang Sholeh senantiasa menasehati
ahli maksiat, dan terus demikian, lalu ia tidak melihat adanya perubahan dari
temannya ini, dan dengan marah ia berkata:
“Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu!”
maka ketika di hari kiamat Allah mengumpulkan mereka
berdua, dan berfirman:
“Siapakah yang
bersumpah atas namaKU agar AKU tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya AKU
telah mengampuninya dan menghapus semua pahala amalmu.
(Hadits Riwayat Bukhari)
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat maka Allah akan
menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan urusannya, dan
kenikmatan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.
Dan barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah
akan menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit
urusannya, dan ia tidak akan mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang
sudah ditakdirkan untuknya.
(Hadits Riwayat At-Tirmidzi)
Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia
sedikit pun. Akan tetapi, manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka
sendiri.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Yunus (10), ayat 44)
Dan DIA telah
memberikan kepadamu keperluanmu dan segala hal yang kamu mohon kepada-NYA. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya.
Sesungguhnya, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.
(Al-Qur’anul-Kariim, Surah Ibrahim (14), ayat 34)
Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda:
Sesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian,
dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum maka Allah akan
menguji mereka dengan suatu musibah, maka barangsiapa yang ridha maka baginya
keridhaan Allah dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan Allah.
(Hadits Riwayat At-Tirmidzi)
Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik
orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.
(Shahih Jami’us Shaghir)
Semoga Allah Subhanahuwata'ala Yang Maha Membolak-balikkan hati dan pandangan menetapkan hati dan pandangan kita pada Islam dan ketaatan padaNYA.
Dan semoga Allah Azza Wa Jalla, Al-Hayyu Al-Qoyyum, GhofururRohiim, AfuwwunKariim, ArhamarRohimiin...melindungi kita semua, menyelamatkan kita, mengampuni kita, memaafkan kita dan mem-belas-kasihi kita semua.
Dan semoga Allah Azza Wa Jalla, Al-Hayyu Al-Qoyyum, GhofururRohiim, AfuwwunKariim, ArhamarRohimiin...melindungi kita semua, menyelamatkan kita, mengampuni kita, memaafkan kita dan mem-belas-kasihi kita semua.
Aamiin.
Allahumma robbu MuhammadurRouf...birohmanimihii.
Allahumma taqobbal minna
innaka antasSami'ul 'Aliim
Watubb alayna
innaka antatTawwaburRohiim
Warhamna WarhamimMuslimiin
Yaa ArhamarRohimiin
Yaa ArhamarRohimiin
---------------------------------------------------------------
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.