Random Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, August 27, 2015

JEBAKAN INDAH


Kau dihadapkan pada tawaran yang tak bisa kau tolak!
Meninggalkan semua yang DIA tidak suka!
Melakukan semua yang DIA suka!

Meletakkan harapan akan hari esok nan indah
atau menerima hari kemarin
atau indahnya hari ini
hanya akan menjadi jebakan indah yang baru
yang terus mem-baru-kan bentuknya
lalu menjadi kesibukan baru
menjadi  rupa hidup, wajah hidupmu
hingga menjadi begitulah dirimu
dan disitulah dirimu!

Terjebak dalam Jebakan Indah!

Ya indah!
Karena melewati itu
hanya dengan itu
kau bisa menjadikannya usang!

Duhai! Usang!
Begitu saja rupamu!
Begitu saja gayamu!
Kamu lagi yang ada dibalik ini semua!
Bersembunyi dalam nama baru!
Tersembunyi dalam wajah baru!

Berkutat pada makna tawaran
mendalaminya dengan keterbatasan aku
hanya akan menyimpul keterbatasan!
Kau akan selalu dihadapkan pada ketidakterbatasan
dengan keterbatasan dirimu
bersama keterbatasan arti yang berhasil  kau resapi!
Lalu menjadi siapa dirimu?
Dan disitulah dirimu!

Terjebak dalam Jebakan Indah!

Ya indah!
Karena melewati  itu
hanya dengan itu
kau bisa menjadikannya usang!

Duhai! Usang!
Begitu saja rupamu!
Begitu saja gayamu!
Kamu lagi yang ada dibalik ini semua!
Bersembunyi dalam nama baru!
Tersembunyi dalam wajah baru!

Pencapaianmu adalah pencapaianmu
Tak ada pengulangan dalam kesempurnaan
Tak ada keserupaan dalam ke-Maha-an

Setiap eksistensi selalu bersama keunikannya!
Dibuat seragam pun, tetap beragam!
Di daur-ulang pun, tetap beragam-ragam!
Unik dan lebur dalam eksistensi ke-AgunganNYA!

Hadapilah kepedihan itu
yang menyakitkan hatimu itu!
Terimalah!
Tidak terimakah kau bahwa itu semua bagian dirimu?
Kau tak akan berhasil menjadikannya  bukan milikmu!
Upayamu untuk itu hanyalah membangun benteng persembunyianmu saja!
Mengurung kuat dirimu dalam keterbatasanmu!
Dan tentang kepedihanmu
kau pun tak akan bisa bebas darinya!
Bersama kepedihanmu itulah kau harapkan kebahagianmu!
Tanpa pertukaran!
Tanpa dirimu!
Hanya ada DIA!
Yang kau sibuk dan asik denganNYA!

Usahlah kau perdulikan semua hinaan!
Usahlah kau perdulikan semua anggapan!
Usahlah kau perdulikan semua prasangka!
Usahlah kau perdulikan semua sindiran!
Semuanya!
Hingga kau tak terbiasa
hingga kau tak bisa
hingga kau lupa
menggunakannya lagi
pada selain dirimu!

Semuanya!
Hingga kau tak terbiasa
hingga kau tak bisa
hingga kau lupa
menggunakannya lagi
juga pada dirimu!
Tanda hanya ada DIA!
Yang kau sibuk
yang kau asik denganNYA!

Lalu jalan gelap itu menjadi terang
Lalu petunjuk jalan itu jelas terlihat
Lalu kegembiraan itu kau rasakan
Kau senang denganNYA
dengan senangNYA padamu

Senang karena kau temui DIA

DIA yang kau cari adalah
DIA Yang selama ini paling dekat denganmu

DIA yang kau minta adalah
DIA Yang selalu senang mengasihi dirimu

DIA tempatmu mengadu adalah
DIA Yang pertama tau dan sangat tau kedukaanmu

DIA yang kau mintakan kekuatan dan kesabaran bagi dirimu adalah
DIA Yang selalu kuat dan selalu sabar menanti dirimu pulang
Kembali padaNYA

Kau temui ketidak-terdugaan
Karena kau keluar dari keterdugaan
Dan menjadi
t a k   t e r d u g a

Kau Sadar dari ketidaksadaranmu
Kau Bangun dari Tidur Panjangmu
Kau Tergugah dari Mimpi-Mimpimu

Kau Hidup

Hidup dengan
Harapanmu
Anggapanmu
Penilaianmu
Pengertianmu
Pengetahuanmu
Kepahamanmu
Pencarianmu
Iman-mu
Tunduk-mu
Dosa-mu
bahkan Pelarianmu
Persembunyianmu
adalah
dalam
KETERBATASAN
dirimu
dihadapan
YANG TIDAK TERBATAS

Kau dihadapkan pada tawaran yang tak bisa kau tolak!
Yakni  meninggalkan semua yang Dia tidak suka
dan melakukan semua yang Dia suka!
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.



Saturday, August 22, 2015

PERBAIKAN DIRI

Salamun'alaikum

Saudaraku, bisa jadi kita kesal karena sesuatu peristiwa, baik yang menimpa diri kita sendiri atau yang menimpa orang lain. Baik yang benar-benar terang kita ketahui maupun yang masih samar seperti kata orang, berita atau informasi. Lalu ilmu setiap kita menjadi pagar penghalang dari jatuhnya kita pada berbuat kesalahan dan dosa akibat kesal itu tadi.

Seseorang bisa saja kesal lalu marah lalu mengumpat, memaki, menghina sampai memukul! Menyakiti orang lain. Lalu dia dibuat merasakan hal yang sama...disakiti orang lain. Lalu dia mengambil pelajaran dan mulai melatih dirinya untuk tidak menyakiti orang lain, walaupun itu sehalus menyakiti dengan kata-kata.
Dia harus temui kondisi itu! Pelajaran itu! Sampai dia bisa menjaga lisannya...tanda dia menjaga hatinya. Bila dia telah terbiasa begitu, itulah tanda bahwa dia diselamatkan oleh Allah. Maka akhirnya ia akan menjadi pribadi yang bisa menghargai sesuatu sehalus perkataan...yang terdengar (tanda ia ada), namun tak terlihat, tidak bisa diraba, tak berbau dan tak terkecap bahkan oleh lidahnya sendiri. Jadilah dia seseorang yang menghargai persaksiannya...syahadatnya.

Seseorang juga bisa menahan kesalnya. Dia tidak marah lalu mengumpat, memaki, menghina sampai memukul. Dia bisa mengatasi kesalnya. Dia menguasai dirinya. Tapi dia mengharuskan orang lain menjadi seperti dirinya atau mengerti bagaimana dirinya itu. Dan itu menjadi semacam standar operasi bagi dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Ini juga bahaya! Bahaya bagi dirinya karena dirinya bisa untuk tidak kesal tapi disaat yang sama dia juga bisa membuat orang lain kesal. Dia bisa menghargai persaksiannya tapi tidak bisa menghargai persaksian orang lain. Secara halus, samar dan tersembunyi dia menganggap dirinyalah benar, lebih benar atau paling benar.

Lalu bagaimana sebaiknya kita? Bila kesal tidak baik, menahan kesal pun tidak baik!

Disinilah kita seharusnya tunduk. Saat keadaan telah menundukkan kita! Dan suka tidak-suka pun kita akan dipaksa untuk tunduk! Harus ada Yang Maha Satu yang menundukkan semuanya! Yang menjadi satu titik fokus, ujung dari segala ujung, titik tuju dari semua yang ditundukkan...yakni Allah Subhanahuwata'ala...ALLAH...Rabb Yang Maha Suci. Yang Suci dari segala kesalahan, kelemahan dan kekurangan.
Ya...suka tidak suka kita akan selalu ditundukkan!
Dipaksa untuk tunduk!
Sebut saja...kegagalan, ketidak berdayaan, keterbatasan! Atau menjadi tua dan rapuh! Atau apa sajalah...
sampai itu Kematian.
Agar kita sadar bahwa ada Tuhan! Ada Rabb! Yakni Allah Yang Maha Kuasa!
Dan agar kita sadar bahwa kita hanyalah hambaNYA yang sangat lemah!
Bahkan kebenaran yang kita ketahui pun tetap menurut kelemahan kita sebagai hamba! Dan kita tak akan tau kebenaran sejati yang ada disisiNYA.
Hingga dikatakan! Ditantang! "Bila kamu memang benar maka tentukanlah kematianmu!"
Tentukanlah tanggal dan waktunya, tentukan juga kondisinya...bagaimana matinya. Dan harus lengkap...tentukan juga dikubur dimana, tentukan juga Surga Neraka nya! Bisa?
T I D A K   A K A N   A D A   Y A N G   B I S A !!!
Bahkan bersatunya semua yang tidak mau tunduk pada Allah! Baik yang di bumi, baik yang dilangit! Yang tampak, yang tersembunyi...semuah nya (pake H)...tetap saja makhluk! Bukan Tuhan! Bukan Rabb! Dan tak akan bisa merubah ketentuan bahwa yang diciptakan harus tunduk pada penciptanya!

Makhluk harus tunduk pada Khaliq...
...ALLAH...
Pencipta dan Penguasa segala yang ada di langit dan di bumi!

Ibarat budak! Budak hanya bisa patuh, tunduk, mengikuti apa kata tuan-nya! Karena sang budak itu tau apa yang akan dia peroleh dari tuannya bila dirinya patuh. Dia tau nikmat-nikmat yang ada disisi tuannya, dan dia mengharapkan itu. Walau ada juga budak yang mencintai tuannya. Dia tidak butuh imbalan dari tuannya. Yang dia inginkan hanyalah agar tuannya senang, Ridha!
Lalu akal manusia modern lancang mengatakan bahwa Islam, yang satu-satu nya agama disisi Allah itu "FAILED" karena mendukung perbudakan! Padahal kebudayaan modern ini pun tidak lepas sama sekali dari perbudakan! Malah lebih parah, karena perbudakan tampil dengan nama dan wajah yang bagus-bagus dan indah-indah...perserikatan inilah, itulah, persatuan inilah, itulah, perkumpulan penolong ini dan itu...DLL..DSB...tapi sejatinya...prakteknya...tetaplah perbudakan! Disaat Islam mengganjar orang yang berbuat baik dengan "Seperti memerdekakan sekian puluh, sekian ratus dan sekian ribu budak!".....memuliakan orang yang memerdekakan budaknya.

Lancang! Tidak adab! Awalnya dianggap tidak apa-apa, rapopo! Akhirnya menjadi biasa! Akhirnya menjadi terbiasa! Akhirnya susah untuk tunduk! Semakin menjadi penyakit yang ada dihatinya! Merasa benar! Merasa tau! Merasa berhak! Merasa bisa! Merasa boleh Complaint! Gpp! Rapopo! Sampai-sampai apa yang diperintahkan Rabb nya juga dibuat begitu...dijadikan perdebatan! Dijadikan alat! Dijadikan tameng! Dijadikan bahan mainan pikirannya dan kedudukannya!
Menerima kebenaran dengan bermain-main!

Tidak saudaraku. Siapa makhluk bisa paham Penciptanya? Seorang yang tunduk pada Rabb-nya tidak akan lancang mengatakan "Cukup memohon dimasukkan ke dalam SurgaNYA (tak usah minta bebas dari NerakaNYA) karena masuk Surga berarti tidak masuk Neraka!" tapi dia akan tetap memohon untuk dimasukkan ke dalam SurgaNYA dan memohon untuk tidak masukkan ke dalam NerakaNYA. Karena memang begitu perintahnya.

Bukanlah Allah itu menjadikan orang kaya untuk membantu orang miskin! Tapi Allah menjadikan orang miskin agar yang dijadikan kaya bisa menjalankan ketaatannya pada Allah sebagai orang kaya. Begitu juga perbudakan! Dan begitu juga semua yang musuh-musuh Allah lihat itu sebagai FAILED dari perintah-perintahNYA itu!

Bahkan Allah ciptakan Penglihatan dan Pendengaran agar kita bisa diuji!

Saudaraku, camkanlah dalam hati kita, dalam diri kita, dalam kesadaran kita...sekuat-kuatnya...bahwa Allah Maha Penyayang! Maha Belas Kasih! Maka tidak mungkin ada perbuatanNYA, perintahNYA yang salah!
Lalai, luput, lupa adalah bagian kita...hamba! Bukan bagian Allah...Pencipta. Dan Allah pun Maha Pengampun dan Maha Pemaaf atas segenap kelalaian, dosa dan kesalahan kita.
ALLAHUAKBAR! SUBHANALLAH!!! Begitu sempurnanya ALLAH! Sudahlah Kita diajarkan untuk tau! Kita di-didik untuk terbiasa! Disiapkan tempat latihannya...dunia ini! Diberi petunjuk pula! Dikasih contohnya pula! Lalu masih dimaafkan dan diampuni juga bila bersalah dan mengakui kesalahannya!

Maka Menyerahlah pada Allah...berserah (muslim)!
Ber-taqwa-lah!
Tunduklah...Tawadhu!
Dengan terus memperbaiki diri...kerja yang harus selalu kita lakukan sampai tiba kematian kita.
Dengan senang dan tenang menjalankan perintahnya,
Dengan menerima segala ketentuannya, baik dan buruk pun ketentuan itu!
Dengan sabar terhadap ujianNYA dan Syukur terhadap nikmat-nikmatNYA.
Itulah tanda bahwa dia sedang dibimbing oleh RABBnya!
Dibimbing oleh ALLAH menuju DIRINYA!
Karena semua pasti kembali padaNYA.

Dalam ketundukan hanya ada yang tunduk dan Yang Menundukkan. Tidak ada TAPI, tidak ada ALASAN!

"Ga ada tuh..Tapi akiu kan maunya beginih!" 

"Lho! Emang Allah ga tau!"

"Atau...Akiu kan ingin bahagia juga di dunia ini."

"Lho! Apalagi Allah! Dia paling pengen elu bahagia neng! Emang buat siapa semua kebaikan Allah itu? Buat Allah? Allah Maha Kaya neng! Ga butuh segala kebaikan kita, pujian kita, amalan kita...emang Allah minta disumbang apa?! Harus ditolong apa? Harus dipuji gitu supaya tetep terpuji! Mau gimana juga keadaan kita, baik kek, buruk kek, sendirian kek, rame-rame kek...Allah tetap Terpuji neng!"

"Hiks hiks hiks."

"Ga usah nangis neng, lebay itu namanya! Alay! Allah itu nyuruh ini itu, begini begitu buat kebaikan kita doang! Tapi kitanya aja kebangetan dableg (pake G)! Ga usah dipikir-pikir neng, ga usah disedih-sedihin begituh...jalanin aja! Ikutin ajah! Begituan mah jadi kelamaan neng! Iya kalo ga keburu game-over! Masa ia kita nyuruh Allah, nanya-nanya Allah! Allah mah ga ditanya neng...kita nih yang pasti ditanya mah!"

Dalam Ketundukan hanya ada Hamba dan Rabb! Maka bila ada kekecewaan, atau kegagalan, atau hal-hal yang luput, atau kesalahan, atau segala masalah yang kita anggap masalah...pastilah ada kebaikan dibalik itu semua, karena Allah tidak akan pernah mendzalimi hambaNYA.
Namun bila kita tetap bandel ingin melezatkan akal, rasa dan lidah untuk mencari siapa yang salah...tidak menerima pintu-pintu surga itu (ujian)...maka salahkanlah diri kita! Karena dalam Ketundukan hanya ada diri kita dan Allah saja! Dan Allah tidak mungkin salah!

Semoga uraian ini bermanfaat. Dan uraian ini hanyalah setitik bayangan debu dari samudra pelajaranNYA...samudra Kasih SayangNYA...Samudra CintaNYA.
Hanya Allah lah Yang Sebenar-benarnya Tau, dan itu bagian dari keterpujianNYA!
Dan Hanya Allah lah Yang Tau Bagaimana Memuji DiriNYA!
Tak akan mungkin jasad yang terbatas ini mengukur Zat yang tidak terbatas, lalu mengukur Ketidak-terbatasanNYA dengan keterbatasan itu.

Hanya Allah lah Yang Paling Segera menolong kita, karena Allah paling dekat dengan kita dari pada kita dengan diri kita sendiri! Dan semoga Allah menolong dan menyelamatkan kita semua. Aamiin

Hanya Allah lah Yang Paling Bisa diandalkan, kerana Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (semua "sesuatu" yang kita tau...sebutkanlah! Apapun itu! Adalah dibawah kekuasaanNYA)!
Dan semoga Allah jadikan kita hamba-hambaNYA yang taat padaNYA, dengan ketaatan  yang DIA Senangi...Ridha. Aamiin

Hanya Allah lah Yang Paling Sayang pada diri kita daripada kita pada diri kita sendiri! Karena tak ada yang tersembunyi dihadapan Allah! Dan tak akan bisa kita memuliakan diri kita, tak akan bisa kita memuliakan orang lain, sebagaimana Allah memuliakan hambaNYA...kita atau orang lain itu! Manusia adalah rahasiaNYA...maka kita tak akan bisa dan tak akan mungkin untuk mutlak dan benar-benar tau rahasia diri kita sendiri...karena kita sangat-sangat terbatas.
Tapi tidak demikian dengan ALLAH!
Dan semoga Allah Mengampuni dan Memaafkan kita semua.
Aamiin

Dan tak akan sampai kepada Allah semua yang kita perbuat...tak akan Allah terima segala kebaikan, doa...amal-amal...sebelum kita menganggap, sebelum kita mengikuti dengan hati dan perbuatan, sebelum kita mencintai melebihi cinta kita pada anak, istri, orang tua dan diri kita sendiri...Baginda Nabi Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam! Hamba TerbaikNYA! Pemimpin Para Nabi dan RasulNYA! Yang diberikan kitab Al-Qur'an lalu mengajarkannya dan memberi contoh! Menjadi contoh bagi kita untuk menghamba pada Allah, untuk tunduk padaNYA. Menjadi Suri Tauladan dan menjadi Penerang jalan gelap bagi kita semua...umatNya.
Semoga Allah menaruh belas-kasih pada kita hamba-hambaNYA yang penuh salah dan penuh dosa ini. Hamba yang pasti bersalah dan berdosa ini. Karena hanya dengan belas-kasihNYA jualah kita bisa Selamat di dunia dan di akhirat. Hanya dengan RahmatNYA! Bukan karena amal-amal kita.

"Kita ga bisa ke-pede-an ngaku-ngaku sudah diampuni! Itu HakNYA Tuhan! Rabb!!! Emang kita Tuhan apa?"

Kita hanya bisa meletakkan harapan dan doa kita padaNYA diantara Takut dan Harap! Between Hope and Fear! Takut ditolak dan Berharap diterima! Begitulah penghambaan! Itulah Tunduk!
Disitulah indahnya "Semoga."
Disitulah syahdunya "InsyaAllah." (Oya, untuk saudara-saudaraku yang kebetulan punya anak alay, yang suka ributin INSYA dengan INSHA, yang bikin ketauan ga pernah ngaji nya, tolong diajarinlah, jangan sampai kebodohannya itu dijadikan bahan adonan kue perpecahan oleh musuh-musuh Allah! Suruh cari tau, belajar, soal Translasi aja kalo emang males ngaji! Dan bilangin juga jangan asal copas tulisan, foto atau pendapat aja! Malu-maluin bapaknya ajah!!!)

Dan sejarah memberikan pelajaran bagi kita, bahwa mereka...orang-orang yang di Rahmati Allah adalah orang-orang yang paling taat, paling kuat ibadahnya! Yang mereka tidak siaran (di TV di Medsos misalnya), tidak pamer, tidak meng-informasi-kan, tidak meng-konfirmasi-kan bahwa dirinya adalah orang taqwa! Walaupun demikian luar-biasanya amal-amal mereka.

Tidak Merasa Telah. Ga ngerasa udah. Sabar menjalankan ketaatan.

Dilakukannya yang terbaik tanpa merasa telah melakukan yang terbaik! Karena dia tau, dia sadar, dia tunduk...bahwa yang terbaik hanyalah DIA...HUU!!!

AllahummaSholli waSallim waBaariq 'ala Sayyidina Muhammad (Shalallahu'alaihiwasallam) wa'ala aalihi, waShabihi, waSaadati, waUmmati ajma'in.

Wallahul Muwafiq ila aqwamith thoriq
WasSalamu'alaikum waRahmatullah waBaraqaatuh
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.


Monday, August 17, 2015

70 Tahun Negriku


Salamun'alaikum

Saudaraku, hari ini 17 Agustus 2015, genap 70 tahun usia Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tempat kita lahir dan dibesarkan...tanah kita, kampung kita, rumah kita, tempat kita hidup di dunia ini.

Alhamdulillah, innalhamdalillah...

Mari kita berterimakasih pada Allah Subhanahuwata'ala atas segala yang telah Allah berikan pada kita selama kita hidup di negri ini. Mari juga kita memohon padaNYA agar negri ini menjadi negri yang adil dan makmur, damai sentausa, penuh keselamatan dalam perlindunganNYA.

Seorang yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945, lahir setelah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, bila masih hidup, maka pada hari ini orang tersebut genap berusia Tujuh Puluh tahun. Misalnya...misalnya orang itu memiliki anak pertamanya pada usia 20 tahun, dan anak pertamanya itu juga memiliki anak pertama pada usia 20 tahun dan seperti itu seterusnya, dan hidup semua. Maka bapak atau ibu yang berusia 70 tahun tersebut saat ini memiliki anak tertua berusia 50 tahun, cucu tertua berusia 30 tahun, cicit tertua berusia 10 tahun. Sudah ada Empat Generasi...Generasi pertama The Seventy, Generasi ke-dua The Fifty, Generasi ke-tiga The Thirty, Generasi ke-empat The Ten. Lalu mereka membuat grup band dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Ke empat generasi itu yang hidup di zaman ini, tau bagaimana "hebatnya", bagaimana "majunya", kebudayaan manusia saat ini, mungkin mengikutinya, malah mungkin memujanya. Tapi setiap generasi tidak tau bagaimana kebudayaan generasi sebelumnya (ya bisa jadi juga dia tau, tapi hanya tau sebatas cerita saja, tetap tidak dialaminya!).

Kira-kira bagaimanakah pendapat kakek 70 tahun itu tentang keadaan peradaban manusia saat ini, tentang kemajuan peradabannya bila dibandingkan dengan "zamannya"? Misalkan dia menganggap "tidak bagus"! Apakah generasi setelahnya bisa terima? Atau bisa paham?

Lalu bagaimana dengan TUJUH PULUH TAHUN nya bangsa besar ini? Yang beragam suku, adat-istiadat, agama dan kepercayaan nya ini? Yang hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ini? Menyatukan diri dan dan merelakan diri dirawat dan diatur oleh Negara ini?

Ada yang bilang belum merdeka? Ada! Saya liat banyak yang tulis itu.

Ada yang bilang kurang ini, kurang itu, mestinya begini, mestinya begitu...mulai dari yang teriak-teriak saja sampai yang berbuat, beraksi!

Lalu ada yang beraksi negatif, yang lebih sering ditayangkan di media. Disebarluaskan!
"Ngajarin ga bener...Membuka aib yang telah Allah tutup! Dengan dalih informasi tapi sambil mengharapkan untung (uang)! Sementara informasi penting tentang Sejatinya Manusia, tentang Allah...Rabb-nya, tentang apa yang DIA Perintah, MauNYA DIA, SenangNYA DIA hanya jadi ceramah artis berbayar yang garing, membosankan dan entah buat siapa...tak jejak bumi!"

Ada juga yang beraksi positif, sesuai kemampuannya ikut membangun Negri ini...seperti Mak Eroh misalnya...ibu-ibu yang menggali tebing membuat saluran air untuk warganya, atau Bang Idin, atau Abdul Rojak...bisa baca disini.

Tapi diatas itu semua...sudahkah kita bersyukur pada Allah ta'ala Raja Dari Segala Raja, Pencipta sekaligus Pemilik sekaligus Pengatur sekaligus Pemelihara Alam Semesta ini? Yang semua Keagungan Nama-Nama dan SifatNYA itu tanpa cacat dan cela!

Sudahkah kita memohon padaNYA untuk kebaikan Negri kita ini?

Ragukah kita pada PertolonganNYA?

Atau jangan-jangan masih terselip "tapi kan..." "tapi kan..." di doa kita? Atau malah jangan-jangan menganggap ini azab atau sial karena begini-begitu seolah-olah Tuhan yang kasih tau!

Tidak saudaraku.

Ini semua jelas panggilan tak langsung dari Allah untuk kita semua agar segera dan sungguh-sungguh "kembali" padaNYA! Meng-Agung-kanNYA! Tunduk padaNYA!

-------bersambung-------
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.

Tuesday, August 4, 2015

MULIAKANLAH AYAH DAN IBU


Salamun ‘alaikum

Saudaraku, mari kita muliakan orang tua kita, mari kita memohon pada Allah untuk bisa memuliakan orang tua kita dengan tulus dan benar seperti yang Allah ridha. Karena kita tak akan mungkin bisa membalas kebaikan orang tua kita sekaya-raya apapun kita, sehebat apapun kedudukan kita dalam kehidupan dunia ini.

Tak beriman pada Allah pun mereka, kita tetap diperintahkan untuk mengucapkan kepada mereka perkataan yang mulia dan merendahkan diri dengan penuh rasa sayang.

Saudaraku, sebaik apapun amal ibadah kita, sebagus apapun kehidupan dunia kita, sebagus apapun anak dan pasangan kita, semua itu tidak ada artinya bila kita telah menyakiti hati orang tua kita! Walaupun itu goresan kecil, walaupun itu setitik saja, walaupun itu sedikit saja dan kita tidak memohon ampunannya, kita tidak memohon maafnya. Itulah ke sia-sia-an!
Apalagi bila sampai orang tua kita melaknat kita, sampai mereka mengangkat tangan dan berdoa memohon ke- tidak-baik-an pun bagi kita…yang pasti dikabulkan oleh Allah! Hancurlah kita!
Bahkan sesering apapun kita bersyukur pada Allah…tak akan diterima syukur kita itu oleh Allah sebelum kita bersyukur pada orang tua kita.

Saudaraku, salah satu tanda dekatnya hari kiamat adalah ibu melahirkan majikannya. Anaknya jadi majikan ibunya… ngebos, nyuruh-nyuruh, ga mau disuruh, berani ngambek sama ibunya, berani memperlihatkan muka masam pada ibunya, malah ada yang berani cari gara-gara…sengaja biar bisa ribut seperti di sinetron sama ibunya! Misalnya, contoh kasus, seorang ibu meminta pada anak perempuannya yang telah berumah tangga, yang belum mampu beli rumah dan sementara numpang dirumahnya: “Nak tolong itu boneka anakmu jangan berantakan dilantai begitu!” Lalu si anak tak menggubris nya sama sekali! Akhirnya sang ibu bersabar dan merapihkan boneka bekas main cucunya itu…lalu si anak kurang ajar ini tersinggung…dia letakkan lagi itu dilantai, lalu sang ibu tetap bersabar dan merapihkannya lagi…terus dan terus sampai sepuluh kali lebih! Si anak durhaka ini sengaja ingin membuat kesal ibunya! Di hatinya tidak terima urusan sekecil boneka saja harus diatur-atur! Ga modern! Ga Maju! Menganggu privasi! Begitu umpatnya dalam hati!
Lalu bagaimana ia bisa menjalankan kemauan ibunya bila misalnya sang ibu ingin boneka itu di buang atau di penggal kepalanya! Untung saja ibunya sabar. Tapi si anak? Bagus bila anak itu memiliki kelembutan hati, lalu hidayah bisa masuk ke dalam hatinya...lalu ia menyesal dan memohon ampunan, memohon maaf pada ibunya…insyaAllah ia akan temui ibunya mengampuni dan memaafkannya…karena begitulah kasih ibu...tapi bila tidak?

TAPI BILA TIDAK? Bila si anak berhati keras! Dan tak merasa bersalah sedikitpun? Maka tak akan ada keuntungan baginya! Malah kecelakaan, kehancuran, azab menantinya di dunia ini dan di akhirat kelak! Karena dia telah durhaka pada ibunya! Dia telah menggores luka dihati ibunya! Telah melakukan dosa besar yang terbesar!  Dosa besar yang terbesar setelah menduakan Allah yakni durhaka pada orang tuanya!

Tak usahlah kita membandingkannya dengan para Nabi, yang jelas-jelas diselamatkan…dijaga oleh Allah dari melakukan dosa dan kesalahan!
Atau dengan masyarakat jahiliah yang menyembah berhala sebelum kedatangan Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam…masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran, membela dan menghormati saudara, masyarakat yang cerdas dan jauh dari kerusakan filsafat, masyarakat yang begitu memuliakan orang tuanya…yang bangga hingga tau nama bapak, kakek sampai leluhur-leluhurnya! Hingga siap menerima Islam, satu-satunya agama yang Allah ridha, yang Allah turunkan melalui hamba terbaikNYA Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihiwasallam, hingga mereka menjadi yang terbaik dari umat terbaik ini, menjadi contoh terbaik, menjadi  suri tauladan terbaik bagi generasi selanjutnya hingga akhir zaman...
Tak usahlah dibandingkan dengan mereka!
Bandingkan dengan binatang sajalah…

Pantaskah kita bersikap perhitungan pada orang tua kita?
Pantaskah kita menunjukkan bahwa kita lebih hebat dan lebih pintar pada mereka?

Andaikata pun kita mampu mengaudit seluruh biaya pengeluaran mereka dalam membesarkan kita…mulai dari saat kita dalam kandungan, dilahirkan dan dibesarkan sampai kita sebesar ini. Dengan ahli audit terhebat di dunia saat ini misalnya, yang menguasai ilmu audit terhebat di dunia, yang juga menguasai ilmu meneropong masa lalu, lalu darinya kita bisa tau berapa jumlah total seluruh biaya pengeluaran orang tua kita dalam membesarkan kita itu dan kita mampu membayarnya…tetap saja…kita lakukan itu untuk membayar, untuk angkuh menunjukkan bisa membayar atau bodoh menganggap membalas itu dengan uang…seolah-olah semua bisa dihargai dengan uang! Sedangkan mereka…orang tua kita… melakukannya dengan penuh pengorbanan dan dengan penuh harap…harapan selamatnya kita, sehatnya kita, bisa besar dan bisa bahagia kelak! Dan ini TIDAK TERBAYAR!
Apalagi pada ketentuan Allah? Bahwa kita dilahirkan ke dunia ini lewat mereka! Kita tak bisa rubah itu…apalagi menggugatnya! Tak terima nya kita pada ketentuan Allah itu sedikit saja..maka sudah menjelaskan betapa bermasalahnya ke-iman-an kita pada Allah!

"Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya,
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepadaKU dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKU-lah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan AKU sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,

dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKU, kemudian hanya kepadaKU-lah kembalimu, maka KUberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(Al-Qur'aanul Kariim, Surah Lukman, ayat 14-15)

"Dan Robb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. 

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka,

dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan,

dan ucapkanlah:
"Wahai Robb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"."
(Al-Qur'aanul Kariim, Surah Al-'Israa', ayat 23-24)


Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Ada tiga ayat yang diturunkan dan dikaitkan dengan tiga hal, tidak diterima salah satunya jika tidak dengan yang dikaitkannya:
Pertama, firman Allah Ta’ala...Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam...maka barangsiapa taat kepada Allah namun tidak taat kepadaRasulullah Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam, ketaatannya tidak diterima.
Kedua, firman Allah Ta’ala...Dan dirikanlah shalat serta tunaikan zakat...maka barangsiapa melakukan shalat namun tidak mengeluarkan zakat, tidaklah diterima.
Ketiga, firman Allah Ta’ala...Agar kamu bersyukur kepada-KU dan kepada kedua orang tuamu...maka barangsiapa bersyukur kepada Allah namun tidak bersyukur kepada kedua orang tua, tidak diterima syukurnya.

Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:
 "Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua“.
(HR. Imam Tarmidzi)

 “Maukah aku beritahu kalian tentang dosa besar yang paling besar? Yakni menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”
 (HR. Bukhari Muslim)

“Tidak akan masuk surga orang yang durhaka (kepada kedua orang tua), orang yang menyebut-nyebut kebaikannya, dan yang kecanduan khamr.”
(HR. Bukhari Muslim)

Semua dosa ditunda siksanya oleh Allah sekehendak-NYA hingga hari Kiamat kecuali dosa Durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya dosa durhaka disegerakan siksanya bagi pelakunya.
(HR. Hakim)

“Allah melaknat kepada orang yang durhaka kepada orang tuanya”

"Ada tiga doa yang terkabulkan dan tidak ada keraguan padanya:
Doa orang yang didzalimi,
Doa orang yang bepergian,
dan doa tidak baik orang tua terhadap anaknya.”
(HR. Imam Tarmidzi, Abu Dawud, dan Thabrani).

Ka’abul Ahbar Rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya Allah menyegerakan kehancuran bagi seorang hamba jika ia durhaka kepada orang tuanya. Kehancuran itu merupakan siksaan baginya. Dan sesungguhnya Allah menambah umur orang yang berbakti kepada orang tua agar bertambah pengabdian dan kebaikannya kepada mereka.”

Ka’abul Ahbar Rahimahullah ditanya tentang durhaka kepada orang tua, “Apakah itu?”
Ia menjawab, “Yaitu jika ayah atau ibunya menyumpahinya, ia tidak mempedulikannya,
jika mereka menyuruhnya, ia tidak mentaatinya,
jika meminta sesuatu kepadanya, ia tidak memberinya,
dan jika diberi amanat, ia mengkhianatinya.”

Seseorang datang kepada Nabi Shalallahu'alaihiwasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, ayahku ingin merampas hartaku!” Rasulullah Shalallahu'alaihiwasallam bersabda, “Kamu dan hartamu untuk bapakmu”.

Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan baik?”
Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Ibumu.”
Beliau bertanya, “Kemudian siapa?”
Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Ibumu.”
Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?”
Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Ibumu.”
Ia bertanya lagi, kemudian siapa?
Beliau menjawab, “Ayahmu. Kemudian yang paling dekat dan yang paling dekat.

Seseorang datang kepada Abu Darda’ Radhiyallahu'anhu dan berkata, “Hai Abu Darda’, sesungguhnya aku menikahi seorang wanita dan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya.” Abu Darda’ berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda. “Orang tua adalah pintu tengahnya surga, jika kamu mau, hilangkan saja pintu atau jagalah”.

Dari Amr bin Murrah Al Juhani berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku melaksanakan shalat lima waktu, aku berpuasa Ramadhan, menunaikan zakat, berhaji, dan ke Baitullah…maka apa yang aku dapatkan?” Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Barangsiapa melakukan hal itu ia bersama para Nabi, Shiddiqin, Syuhada, dan Sholihin, kecuali jika ia durhaka kepada orang tuanya.”
(HR. Ahmad dan Thabrani).

Ibnu Umar Radhiallahu'anhu melihat seorang seseorang sedang memanggul ibunya dengan lehernya sambil mengelilingi Ka’bah. Orang itu bertanya: “Hai Ibnu Umar, apakah dengan demikian berarti aku telah membalasnya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum sedikit pun kamu membalasnya, namun kamu telah berbuat baik kepadanya. Dan Allah akan membalas atas sedikit kebaikanmu dengan balasan yang banyak”

Semoga Allah Subhanahuwata’ala jadikan kita hambanya yang bisa memuliakan orang tua kita, sebagaimana yang Dia kehendaki, sebagaimana yang Dia ridha…Aamiin.

AllahummaShalli  waSallim waBaariq‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa’alaa Aalihi waShohbihi wajma’iin.
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.