Random Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, September 19, 2015

YA GA LAH! YO MBUH!!

Liat gambar ini. Apa iya? Masa ia ada…orang lagi genting begitu sempet foto-foto, rame-rame pula! Seolah-olah bodoh sekali orang-orang itu. Rame-rame foto kapal menjelang karam, bisa berenang…dilaut pula semuanya, nyala semua pula hape nya…ga mati kebasahan. Atau anti air semua hape nya? Koq bisa barengan pake hape anti air semua? Terus bisa tenang gitu…kaya lagi berenang di kolam berenang! Tampangnya kaya orang lagi liburan gitu lho! Belum lagi...namanya deket kapal yang sedang meluncur tenggelam kan riak nya dahsyat. Ya ga lah!!! Ga banget!!! Ini ga nyata! 
Mungkin iseng! Mungkin sindiran! Malah mungkin lawakan!

Atau gambar ini:
Seperti yang saya tulis di FB Kaan Kahfi:
"ALHAMDULILLAH...
Keluarga Moderen yang di foto ini, super produktif, mereka ga mau menyia-nyiakan waktunya sedikitpun...memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Bukan ga perduli, apalagi males-malesan ga semangat menghadapi hidup...bukan! Tapi memang keadaan membuat mereka ga sempet berleha-leha, apalagi males. Sementara Sholat Fardhu jalan terus, Dhuha iya, Tahajjud iya, khatamin Al-Qur'an jadi kebiasaan keluarga...wuih cakep banget.
Bagitulah prasangka saya kalau saya disuruh berprasangka terhadap foto itu...Aamiin."

Atau gambar ini:
Yang kasian yang kelewat serius nanggapin-nya! Seolah-olah semua orang begitu. Apalagi kalau udah sembarangan ngomong “Emang gitu lah orang Endonesia!”
Udah lah pake E bukan I, menyamaratakan pula! Lupa pula dia sendiri tuh orang Indonesia. Apalagi kalau bilang “Orang luar negri ga begitu!” Wuiiih!!! Berapa lama diluar negri nya mas? Negri mana mba? Dimana dan sama siapa nongkrongnya? Masa baru jalan keluar negri ga sampe setahun, pake round trip ticket (PP) aja…dah bisa nyimpulin begitu? Apalagi cuma tau dari katanya tipi atau cerita orang! Yah blas ga bisa dipercaya-nya! Ketauan bodo-nya...asal bicara nya. Jadi kasian liatnya, makannya ga ada tuh orang pinter yang mau nimpalin omongannya. Lawan bicaranya yah sekelas dia juga...pemaki, pemarah! Itu di kolom komen bisa begitu coba! Berantem kaya memperebutkan jatah hidup. "Kalau ga dilawan nih orang besok gue mati!" misalnya. Ga kan?

Kenapa sampai terlibat perasaan begitu?
Jidatnya sampe berkerut begitu!
Ngetik komen sampe kasar begitu!
Nafas memburu…kaya orang lagi berantem!
Muka merah kaya nahan be-a-be begitu!

Kaya yang pentiiiing banget tuh urusan!

Apaan sih? 
Kenapa jadi aneh begitu sih mpok, bang, bu, pak, mba, mas?
Biasa aja kali! Lagian ini kan cuma silaturahmi di dunia maya. Kenapa jadi seolah-olah dunia maya itu segala-galanya?
Kalau rame dibahas di kicauan dibilang bener! Kalau banyak yang suka atau banyak yang komentar dianggap penting!

Ya ga lah!!!
Emang cuman itu aja apa urusan orang-orang?! Ga lah!
Masih lebih banyak bahkan jauh lebih banyak orang yang ga "online"! Yang ga mau mati buat hape! Ga mati gaya kalo ga ada hape atau tablet/talenan atau netbook atau laptop!

Ini yang harus ditanya sebenernya maksud dan tujuan yang ngeluarin berita!
Lagi mainin isu apa nih? Buat rekayasa apa nih? Kemana arahnya? Apa goal nya…tujuannya?
Tengoklah, lihatlah, perhatikanlah pasca kejadian di Mina kemarin, begitu banyak berita, broadcast, pesan-pesan yang membuat suasana tambah gaduh. Yang memancing marah, membangunkan fitnah…membuat orang-orang semakin sibuk dengan dirinya sendiri…pendapatnya, pikirannya, statusnya dan lain sebagainya.

Yang pasti dilakukan oleh orang-orang yang memusuhi Tuhan, menyatakan perang dengan Tuhan. Karena siapalah orangnya yang bertuhan, yang beragama, apapun agamanya yang menaruh dipikirannya, dihatinya, dilidahnya kebencian sesama manusia! 
Apalagi karena alasan kebenaran yang dipegangnya! Wuihh! Nyata sudah keangkuhannya! Menganggap dirinya benar! Menganggap tau kebenaran yang ada disisi Allah! Sebenar-benarnya kebenaran yang kita ketahui...tetap bukanlah kebenaran sejati yang ada disisi Allah! Takkan mungkin kebenaran yang diketahui makhluk bisa mengerti kebenaran Tuhan yang menciptakannya! Bila kebenaran manusia bisa sejajar dengan kebenaran Tuhan...Tuhan macam apa itu? Maka tak agung lah Tuhan!
Atau karena merasa orang lain lebih tak tau, lebih bodoh, lebih tolol dari dirinya! Hmmm! Nyata sudah kesombongannya. 
Angkuh! Sombong! Adalah jubah kebesaran Allah Azza Wa Jalla yang ingin dikenakan oleh Iblis! Hingga jatuhlah ia dari ketinggiannya, menyaksikan Tuhan-nya, bersama Tuhan-nya ke kerendahan yang serendah-rendahnya menyaksikan dirinya saja dan bersama dirinya saja! Tanpa Tuhan! Memusuhi Tuhan malah! Lalu mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk memusuhi Allah! Menjadi musuh Allah! Yang dengan pongah ia teriakkan itu kepada Allah Robbul Jalla!

Tidak saudaraku, sudah cukuplah bagi kita bahwa semua itu terjadi diluar kemauan kita. Siapa orangnya manusia yang ingin bahkan bisa membuat kejadian seperti itu?

Saudaraku, semua yang terjadi itu adalah kehendakNYA. Tinggal kita mau mengambil pelajaran atau tidak. Bukan mengambil fitnah dan lupa diri. Ya kita tau bahwa umat Baginda Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam yang meninggal dunia di Mekkah saat Haji atau Umrah adalah orang-orang yang mendapatkan karunia besar dari Allah, hingga banyak yang mengharapkan ingin dan bisa meninggal dunia disana. M alah mungkin mereka telah memasang niat jauh sebelum tiba di tanah suci, telah mengikhlaskan dirinya untuk siap mati disana, bila memang Allah menentukan demikian. Dan Allah lebih tau itu! Hingga tak usahlah kita berlebih-lebihan, berteriak-teriak membela mereka yang meninggal, seolah-olah memang begitulah kelakuan kita. Atau memaki-maki, marah-marah, nuduh-nuduh seolah-olah kita ada disana saat peristiwa terjadi…seolah-olah kita tau benar detail kejadian semuanya melebihi puluhan CCTV atau Malaikat-Malaikat yang selalu menemani hidup kita atau Allah? Kita pun tidak perlu tau siapa yang ikut mendorong atau ikut menginjak, lalu kaki-kaki mereka harus ditandai atau dihukum, atau siapa pencetus, siapa si-rusuh yang mendorong pertama kali! Karena Allah tau semuanya! Tak ada yang samar, tak ada yang tersembunyi dihadapanNYA! Bahkan maksud dan tujuan orang-orang yang marah-marah dan memaki-maki pasca kejadian itu semuanya…Allah Tau!

Harusnya ini menjadi teguran bagi diri-diri mereka, bagi diri kita semua, terutama diri ini untuk kembali pada Allah Subhanahuwata’ala. Kembali untuk mengingat Allah. Rabb Yang Maha Suci dari segala kekurangan dan kelemahan. Bukan mengingat diri yang pasti musnah ini, apalagi pendapat, pikiran, status dan lain sebagainya.

“Dirikanlah Shalat untuk mengingat AKU”
(Al-Qur’anul Kariim, Surah ThooHaa, ayat 14)

“Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.”
(HR. Abu Daud)

Semoga kita semua tidak terpancing dengan berita-berita yang menghasut agar kita saling berkelahi, saling membenci sesama kita…sesama manusia, sementara kita semua akan dan pasti kembali padaNYA.

Kembalikanlah semuanya pada Allah Ta’ala…Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Saudaraku, mari kita lebih menyibukkan diri dengan membersihkan diri kita dalam mengingat Allah yang mungkin (malah pasti) masih bercampur dengan kekotoran dan keburukan diri. Mari bertasbih padaNYA dengan MemujiNYA saja dan Memohon ampunanNYA selalu. Semoga Allah mengampuni kita semua.



JIAAAH....TUH KAN ADAAA AJAAA....
Belum sempet nerusin tulisan ini, sudah datang lawakan baru lagi
Yang satu marah-marah, baca berita yang bertebaran serempak disisi kanan dinding fb nya...soal se-ay-ey yang ngeluarin 19.000 dokumen keterlibatan mereka "jatohin Soekarno" taon ENEM LIMA...

Yang satu ngomel-ngomel, "Ada apa sih kok pas 30 SEPTEMBER yang diangkat serempak soal NEW ORDER_eh salah_ORBA! Pasti ada udang dibalik tudung saji nih! Ada tujuan yang mao dicapai nih!"

Yang satu menggerutu, "Tolol semua nih, masa ga ada yang sadar lagi di mainin arus_eh salah lagi_mainstream + ing oleh dalang yang sama! Ngaku terlibat juga buat apa? Udah 50 taun lalu! Yang sekarang lagi di mainkan apa? 50 taun lagi lo baru pada tau! Gila aja! Itupun kalo masih idup!"

Saya ketawa aja...Hahaha..."Bro ngopi yuk."
Mencegah Bro yang marah, Bro yang ngomel, Bro yang Nggrutu "kebawa"!

Mereka nanya: "Lo anteng-anteng aja Bro! Ga kerasa atau apa sih bro?"

Aku jawab: "Berasa mah berasa bro! Tapi ngapain juga lo ladenin yang gituan! Udah tau begitu polanya...caper...cari perhatian hati! Ya jangan diperhatiin aja-lah, wess, pusing amat! Hati lo kecuri deh...liat kan! Kenapa nyusahin diri sendiri sih! Gue cuma pengen lo tetep happy bro...kan Allah dah bae banget sama kita! Inget Allah aja lah...yuk! Nih sambil ngopi...biar ga tegang begitu! Ntar waktunya harus tegang...lo pada malah kaga bisa tegang lagi!"

"Bukan cerita baru soal NEW ORDER atau ORDE BARU atau tatanan dunia baru itu. Bukan juga milik Pak Soeharto saja orde itu...kita semua kan pernah hidup di dalamnya. Sekali saja kita permasalahkan rejeki dari Allah yang pasti baik yang sudah masuk dalam perut kita...habislah kita! Stress dan galau kan jadi teman hidup! Hingga lalai dan lupa untuk memohon ampun pada Allah GhofururRohiim! Sampai ragu bahwa Allah bisa ampuni seluas dan sebesar apapun dosa kita! Kerjanya tapi dan tapi terus! Kiblat "tapi" nya pun diri kita sendiri! 

Seperti saat kita punya baju baru, lalu baju baru kita itu akan menjadi baju lama kembali setelah datang baju yang baru lagi. Dan terus begitu. Jadi pemikiran new order itu atau orde baru itu tak akan berhenti...alias akan terus bergulir. Tapi lihatlah lawakan yang terjadi...kita malah asyik (pake Y) meneriaki baju baru yang sudah lama itu dengan orde baru. Padahal saat meneriaki itu dia sedang mengenakan baju baru yang jauh lebih baru dari orde baru itu!
Kalau dikatakan kitalah yang lebih pantas disebut orde baru...dia akan marah! Lalu sibuk mencari kata pengganti! Padahal jaman ini lebih baru dari jaman kemarin! Jadi repot sendiri akhirnya! Sibuk untuk menghapal nama saja! Dengan segala penerapannya dalam interaksi sosialnya, berjamaah-nya sehari-hari!

Bukan akhirnya kebiasaan itu bisa berdampak buruk...atau membuat kita terperangkap...atau menjadi makhuk formalitas, bukan! Tapi ini adalah pola! Pola yang dibiasakan! Dan pasti bisa dirubah! Dan bagaimananpun juga, dunia ini berjalan dengan banyak pola yang tak ada satu manusia pun yang mampu mengetahui semua pola itu! Dan semua pola itu telah ditetapkan, teratur dan tunduk dalam satu pola agung milik Pemilik Alam Raya ini beserta isinya!

Intinya...kenapa jadi sibuk ngurusin yang ga ga?
Kenapa jadi makhluk masa lalu, yang kesibukannya ngorek-ngorek sampah?
Kenapa jadi makhluk yang super serakah begini, sampai-sampai takut besok tidak senang?

Bila bicara masa depan! Dibayangannya alien, pesawat luar angkasa dan segala teknologi canggih! Atau segala kerusakan alam! Atau Perang Besar! Sambil marah-marah pula...seolah-olah dia sudah pernah hidup dimasa depan!

Kenapa jadi makhluk yang lebih rendah dari bintang begini? Lebih lemah dari nyamuk!!!"

Begitu ulasan Bro Nggrutu berapi-api.


Saya jadi terharu. Saya jadi terbang. Seolah-olah terbang tinggi sekali meninggalkan mereka bertiga. Manusia saja bisa begitu perdulinya. Bagaimana Allah! Subhanallah! 


Bersambung…
tapi hati-hati baca sambungannya nanti, harus pelan-pelan, karena penuh SARA dan Pembongkaran tipu daya!
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.

Monday, September 14, 2015

BERSINARLAH

Salamun’alaikum

Selamat datang Dzulhijjah

Saudaraku,
Ber-amal-lah
Berkurbanlah
Berkorbanlah
BERSINARLAH

Saudaraku, segala perbuatan baik, pekerjaan baik, yang dimulai dengan NamaNYA, Allah, Bi ismi Allah...Bismillah adalah amal. Dan nama alam tempatnya kita untuk beramal adalah Dunia, tempat yang indah untuk beramal, yang tidak dapat dilakukan di alam lainnya (Alam Ruh, Alam Rahim, Alam kubur dan Alam-Alam akhirat)

Perkara diterima atau tidak amal-amal kita adalah mutlak urusan Allah saja. Urusan kita hanyalah beramal sambil berharap dan berupaya maksimal untuk/agar/supaya amal kita diterima. Karena itulah kita tak bisa berhenti melakukannya sampai kematian menjemput kita. Tak ada kata sudah, pernah atau sudah pernah.

Kesadaran untuk beramal, sadar saat beramal adalah tanda dari hati yang tengah bersinar.

Kita tidak perlu marah dan benci dengan orang sekitar kita. Bagaimanapun menurut kita buruknya ia (termasuk diri kita sendiri, orang juga).
Ya kita boleh, harus malah, marah dan benci pada perbuatan buruknya!
Tapi tidak pada orangnya. Orangnya tetap harus disayangi, tetap harus dikasihani, tetap harus diharapkan bisa untuk baik.

Seperti orang yang bolak-balik menjenguk saudaranya di penjara.
Seperti ayah dan bunda pada anak-anaknya yang nakal, yang bandel, yang durhaka, yang menyia-nyiakan orang tuanya.

(Sementara Allah Yang Paling Dekat dengan kita, selalu melihat bagaimana kita menggunakan Nikmat-NikmatNYA untuk bermaksiat dan melupakanNYA...Astaghfirullahal'aziim.)

Kita tidak perlu siaran, bahwa hati kita tengah bersinar seperti intan, bahkan bisa bersinar lebih dari batu intan itu.
Tidak perlu! Karena bagaimanapun juga manusia telah dibuat lebih indah daripada batu.

Kita pun tidak butuh pemirsa untuk memperlihatkan dan memuji keindahan hati kita.
Tidak perlu.
Karena keindahan sejati tidak membutuhkan itu semua.
Karena dia telah indah.
Sesuatu yang murni indah tidak akan menjadi tak indah hanya karena sesuatu yang tak indah. Malah ia akan membuat indah semua yang tak indah disekitarnya.

Ya dia tanpa pemirsa.
Ya dia tidak siaran.
Karena dia tengah sibuk dengan yang lebih indah dari dirinya.

Saudaraku, tak usahlah terlalu bersedih dengan segala kekurangan dan persoalan hidup kita. Percayalah, tak akan ada yang sanggup mengerti diri ini (walaupun diri kita sendiri) sebagaimana Pencipta diri ini.

Saudaraku, percayalah, tak akan ada yang sanggup sayang, kasihan, penuh belas kasih pada diri ini (walaupun diri kita sendiri) sebagaimana pemilik diri ini. Bahkan DIA sangat sabar, selalu menanti kita kembali padaNYA. Dan telah menyiapkan tempat kembali yang paling baik bagi kita. Yang lebih indah dari dunia ini. Yang abadi. Yang tak mampu kita bayangkan.

Saudaraku, mari kita bersihkan kotoran dunia yang melekat di intan hati kita, agar sinarnya terang dan tampak, hingga bisa menerangi jalan pulang, jalan kembali yang gelap ini.

Kita bukanlah BISA, tapi kita telah dibuat untuk BISA. Tak akan mungkin kita BISA bila BISA itu tidak ada. Telah disiapkan jauh sebelum kita ada.
Dia hanya ingin kita sadari itu, dengan kesadaran yang penuh...pada semua barisan pasukan yang menjadi bagian dan potensi yang ada di benteng diri kita...untuk tunduk padaNYA.
Sadar bahwa hanya DIA Yang Maha Suci dari segala kekurangan dan kelemahan lah Yang Paling Tau kita dan Paling Sayang pada kita.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala jadikan kita hamba-hambaNYA yang selalu bersyukur atas nikmat-nikmatNYA yang telah dianugerahkan pada kita dan orang tua kita.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala jadikan kita hamba-hambaNYA yang dapat melakukan amal-amal shaleh yang DIA senangi (Ridha) bukan yang diri kita senangi.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala masukkan kita kedalam majelis hamba-hambaNYA yang shaleh dengan Belas Kasih NYA (RahmatNYA) bukan dengan MurkaNYA.

Aamiin

AllahumaSholli waSallim waBaariq ala Sayyidina Muhammad wa'ala aalihi waSahbihi waSaadati waUmmati ajma'in.
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.

Saturday, September 12, 2015

MOHON AMPUNLAH PADA ALLAH


Catatan Peristiwa: Jatuhnya Crane di Masjidil Harom, Jum’at 11 September 2015 (28 Dzul Qo’dah 1436H)

Pukul 17:00: Langit gelap menaungi wilayah Mekkah. Angin mulai berhembus kencang. (Sebelumnya, 5 hari belakangan, cuaca Makkah sore hari bisa berubah mendadak dari panas ke hujan.)

Pukul 17:10: Angin mendadak berhembus kencang. Menggetarkan pintu-pintu bangunan dan menerbangkan sampah-sampah.

Pukul 17:15: Hujan petir disertai angin kencang turun melanda kota Mekkah. Banyak pohon tumbang, tercabut sampai ke akar-akarnya. Air hujan mulai menggenangi jalan-jalan

Pukul 17:18: Hujan es yang tidak berlangsung lama.

Pukul 17:24: Sebuah crane tersambar petir dan jatuh menimpa sebagian jemaah yang hendak melaksanakan sholat Maghrib di Masjidil Harom.

Pukul 17:45: Hujan angin mereda. 50 regu tim penyelamat dan 80 ambulans dikirim ke lokasi untuk membantu menyelamatkan korban

Astaghfirullahal’adzim

Ya Allah
Yaa GhofururRohiim
Laailaahailla anta
Subhaanaka
Innii kuntu minadz dzoolimiin

Ini teguran keras bagi manusia!
Terutama diri sendiri!

Berhentilah asik sendiri! Seolah-olah kita lebih pintar dari Allah! Seolah-olah kepintaran kita bisa menerjemahkan kebesaran Allah! Sekali saja kita merasa bisa, setitik saja...walau dengan dibungkus kata-kata baik nan indah maka sudah sombonglah kita!

Apapun yang terjadi pada diri kita, keluarga kita, yang kita rasakan itu menyakitkan, pedih...janganlah lancang mengatakan
"Saya sedang di uji Allah!" Atau
"Ini cara Allah untuk saya dapat untung ini dan itu!"
Jangan sembarangan bicara! Apalagi, menjalankan apa yang Allah perintahkan saja tidak (Yakni mengikuti Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam!)
TAU DARIMANA ALLAH SEDANG MENGUJI?
SIAPA KITA BISA TAU?
Tapi katakanlah:
INI PASTI KARENA DOSA-DOSA SAYA!

Berhentilah merasa pintar, hebat dan maju/modern, lalu merasa aman dari murka Allah, merasa bebas, merasa selamat...sampai

se-enak perut kita berdalih membenarkan segala keingkaran kita,

asik membiarkan kelalaian mengisi detik-detik hidup kita, yang lebih banyak ngurusi perut daripada ngurusi kematian diri kita, kepergian kita dari dunia ini, yang lebih pasti datangnya daripada cita-cita dan harapan kita akan dunia ini!

Berlezat-lezat dengan keinginan, nafsu, diri sendiri daripada berlezat-lezat dengan Allah. Lalu tambah jauh dari urusan mencintaiNYA?

Apalagi sampai nyalahin orang lain atas segala kesulitan dan masalah kita itu! Hancurlah kita!
Berkali-kali kita diperlihatkan bagaimana kesudahan/akhir/kehancuran orang yang senang/suka/hobi menyalahkan orang lain. Bahkan terjadi pada diri kita sendiri!
Kita salahkan orang lain karena kita tidak mau salah!
Mau selalu terlihat benar!
Perfect!

Kita bukan lah tidak boleh salah!
Atau harus menghindari kesalahan!
Tapi...kita akan, kita pasti salah!
Begitulah perasaan yang lahir dari Hanya Allah Yang Maha Benar!

Yang membuat
si sombong takut
si angkuh tunduk
si dungu takjub
si lemah selamat

ALLAH TAU SEMUA YANG AKU TAU
ALLAH TAU SEMUA YANG AKU TIDAK TAU

AKU TIDAK TAU YANG AKU TIDAK TAU
AKU TIDAK TAU YANG AKU TAU

Astaghfirullah'adzim



Nasihat untuk diri di 12 September 2015, yang ga diri tidur aja terus!

--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.