Catatan
Peristiwa: Jatuhnya Crane di Masjidil Harom, Jum’at 11 September 2015 (28 Dzul
Qo’dah 1436H)
Pukul 17:00: Langit gelap menaungi wilayah Mekkah. Angin mulai berhembus kencang. (Sebelumnya, 5 hari belakangan, cuaca Makkah sore hari bisa berubah mendadak dari panas ke hujan.)
Pukul 17:00: Langit gelap menaungi wilayah Mekkah. Angin mulai berhembus kencang. (Sebelumnya, 5 hari belakangan, cuaca Makkah sore hari bisa berubah mendadak dari panas ke hujan.)
Pukul
17:10: Angin mendadak berhembus kencang. Menggetarkan pintu-pintu bangunan
dan menerbangkan sampah-sampah.
Pukul
17:15: Hujan petir disertai angin kencang turun melanda kota Mekkah. Banyak pohon
tumbang, tercabut sampai ke akar-akarnya. Air hujan mulai menggenangi
jalan-jalan
Pukul
17:18: Hujan es yang tidak berlangsung lama.
Pukul
17:24: Sebuah crane tersambar petir dan jatuh menimpa sebagian jemaah yang
hendak melaksanakan sholat Maghrib di Masjidil Harom.
Pukul
17:45: Hujan angin mereda. 50 regu tim penyelamat dan 80 ambulans dikirim ke
lokasi untuk membantu menyelamatkan korban
Astaghfirullahal’adzim
Ya Allah
Yaa GhofururRohiim
Laailaahailla anta
Subhaanaka
Innii kuntu minadz dzoolimiin
Ini teguran keras bagi manusia!
Terutama diri sendiri!
Berhentilah asik sendiri! Seolah-olah
kita lebih pintar dari Allah! Seolah-olah kepintaran kita bisa menerjemahkan
kebesaran Allah! Sekali saja kita merasa bisa, setitik saja...walau dengan
dibungkus kata-kata baik nan indah maka sudah sombonglah kita!
Apapun yang terjadi pada diri kita,
keluarga kita, yang kita rasakan itu menyakitkan, pedih...janganlah lancang
mengatakan
"Saya sedang di uji Allah!"
Atau
"Ini cara Allah untuk saya dapat
untung ini dan itu!"
Jangan sembarangan bicara! Apalagi,
menjalankan apa yang Allah perintahkan saja tidak (Yakni mengikuti Baginda
Rasulullah Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam!)
TAU DARIMANA ALLAH SEDANG MENGUJI?
SIAPA KITA BISA TAU?
Tapi katakanlah:
INI PASTI KARENA DOSA-DOSA SAYA!
Berhentilah merasa pintar, hebat dan
maju/modern, lalu merasa aman dari murka Allah, merasa bebas, merasa
selamat...sampai
se-enak perut kita berdalih
membenarkan segala keingkaran kita,
asik membiarkan kelalaian mengisi
detik-detik hidup kita, yang lebih banyak ngurusi perut daripada ngurusi
kematian diri kita, kepergian kita dari dunia ini, yang lebih pasti datangnya
daripada cita-cita dan harapan kita akan dunia ini!
Berlezat-lezat dengan keinginan,
nafsu, diri sendiri daripada berlezat-lezat dengan Allah. Lalu tambah jauh dari
urusan mencintaiNYA?
Apalagi sampai nyalahin orang lain
atas segala kesulitan dan masalah kita itu! Hancurlah kita!
Berkali-kali kita diperlihatkan
bagaimana kesudahan/akhir/kehancuran orang yang senang/suka/hobi menyalahkan
orang lain. Bahkan terjadi pada diri kita sendiri!
Kita salahkan orang lain karena kita
tidak mau salah!
Mau selalu terlihat benar!
Perfect!
Kita bukan lah tidak boleh salah!
Atau harus menghindari kesalahan!
Tapi...kita akan, kita pasti salah!
Begitulah perasaan yang lahir dari
Hanya Allah Yang Maha Benar!
Yang membuat
si sombong takut
si angkuh tunduk
si dungu takjub
si lemah selamat
ALLAH TAU SEMUA YANG AKU TAU
ALLAH TAU SEMUA YANG AKU TIDAK TAU
AKU TIDAK TAU YANG AKU TIDAK TAU
AKU TIDAK TAU YANG AKU TAU
Astaghfirullah'adzim
Nasihat untuk diri di 12 September 2015,
yang ga diri tidur aja terus!
--------------------------------------
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.