Random Posts

Tuesday, October 13, 2015

Pelajaran Zaman


Salamun 'alaikum

Saudaraku, mungkin pernah mengalami Bingung atau Jengkel saat ingin mengunduh sesuatu dari internet. Harus tunggu iklan dulu beberapa detik baru kemudian muncul apa yang kita cari. Atau harus klik ini, klik itu, isi ini, isi itu dulu...dibuat repotlah intinya. Malah tak sedikit yang ternyata isinya jebakan.

Contoh kasus.
Mari sama-sama kita simak kisah lebay berikut ini:
Pada suatu misal, seorang direktur, ibu-ibu, 50 tahunan, berbadan lebar...gemuk (bayangkan lah profil ibu-ibu seperti di logo jamu Nyonya Menir). Dia ingin mencari lewat internet...tutorial atau cara-cara untuk membayar sendiri pajak perusahaannya. Cara membayar pajak yang teratur, yang mudah dan tidak menjadi korban calo pajak (umpamanya), atau menjadi korban catutan anak buahnya sendiri (umpamanya lagi).
Sang ibu direktur itu mengenakan kebaya, yang harga bahan kebaya nya saja 30 juta/meternya, belum lagi biaya designernya...dia duduk anggun bak ratu di kursi pimpinan merk Donati seharga 300 juta nya yang super nyaman, menghadap iMac 50 inci yang nangkring-nyolot diatas meja direkturnya yang selebar tempat tidur. Telah siap pula se-mug kopi panas yang masih mengeluarkan asap tipis, beraroma kopi murni nan mahal. Ruangannya juga sejuk, nyaman, wangi, tertata rapi dan berdekorasi kelas tinggi. Lalu jari-jari ibu yang sudah mulai agak keriput itu...tapi menjadi lebih menarik dari lentiknya jari anak dara, karena selain terawat juga karena kilauan intan dari deretan cincin emasnya itupun mulai menari-nari diatas Magic Trackpad Mac nya.
Ibu direktur itupun mulai browsing...Googling...tentang urusan pajak yang diperlukannya itu. Lalu ia menemukan file berformat PDF berjudul Cara paling jitu, paling cepat, paling mudah, paling murah dalam membayar pajak perusahaan anda, lengkap A sampai Z!!! Wuiiih, bukan main...not play... senangnya ibu direktur itu.
Saat di klik, muncul halaman baru berisi iklan dengan pemberitahuan: iklan ini bisa dilewati setelah beberapa detik, icon untuk melewatinya pun ditempatkan jauh di pojok halaman, bukan tepat di tengah-tengah...di depan mata. Sementara di area fokus itu diisi iklan penggugah sifat dasar manusia yang serakah, misalnya:
Investasi sekian kecil banget menghasilkan untung sekian besar banget! Mau! Disini!...
atau misalnya: Kulit anda putih tua ingin menjadi putih muda?
Atau...Kulit anda hitam muda ingin menjadi putih tua?
Atau...Ingin hidung anda mancung dan lancip? Bisa membelah ager-ager.
Atau...Ingin tinggi? Biar gampang petik buah mangga, jadi ga perlu galah lagi?
Atau...Ingin buah dada anda sebesar mangkok sayur asem porsi enam orang?
Atau...Ingin burung teman akrab dua buah telur anda menjadi besar dan panjang, bisa sampai sebesar tabung gas 15 kg?
Atau ingin di Like jutaan orang yang membuat anda seperti artis?
Dan lain-lain, dan lain sebagainya.
Belum lagi tanda-tanda centang kecil, yang nyaris terabaikan, yang bila tidak-dihilangkan centangnya maka terjadilah sesuatu pada perangkat kita, entah itu meng-instal sesuatu, merubah setingan, sampai menjalankan sesuatu. (Iya memang cuma iklan sih...tapi masa cabul begitu? Ketauan banget niat ngejebaknya!)
Tak lama kemudian, se-setengah mug kopi habis...singkat cerita...si ibu kelimpungan karena berantakan browsernya! Sibuk klak-klik untuk mematikan dan menutup semua yang terbuka di layar browsernya! Apa saja terbuka! Ada iklan ini, ada iklan itu, sampai ada film pendek yang muter sendiri yang berisi adegan porno, yang fulgar banget, langsung aja nancep-nancepan! Lengkap pula dengan suara desahan sedikit menjerit yang jelas ketauan editan banget! Menjadi tambah panik lah sang ibu direktur!
Dalam keadaan caos begitu, nongol pula staf nya membawa laporan "Idiiih...ibuuu!!! Nonton gituan?!!" Dateng lagi OB nganterin pesanan rujak, dan langsung menjerit saat terlihat adegan tancep-tancepan di layar 50 inci...."Aaaaaaaaaaaa!!!! Gedhe nemen...gilani!" Lalu berhamburan masuk lah banyak karyawan ke ruang direktur...takut ibu direktur kenapa-kenapa!
"Sesuatu telah terjadi pada ibu direktur!" Dan sesuatu itu adalah Memalukan!
Secepat api menjalar membakar sumbu panjang yang telah diminyaki...tersebarlah berita...
"Ga nyangka, ternyata ibu direktur yang kalem-pendiem-adem-ayem itu penggemar film porno!"
"Mungkin pernikahannya tidak bahagia!"
"Mungkin dia kesepian!"
"Mungkin ibu hiper sex!"
Mungkin dan semakin banyak mungkin lainnya...mengikuti tiupan angin pada si minyak, si sumbu dan si api nya. Yaitu semua yang membicarakan itu. Bagaimanapun logat, benar, niat, terang dan samarnya maksud tujuan mereka.
Lalu habislah sang ibu! Rusak dan hancur nama baiknya selama ini, hanya karena..sebutlah itu...namakanlah itu...Tidak tau, atau Gaptek, atau Bodoh, atau apalah!
"Moga-moga si ibu tidak sampai jadi stress, gelap mata lalu bunuh diri."

Dari kisah alay diatas kita bisa ambil pelajaran, bahwa kita yang tidak tahu baik dan buruknya akibat dari suatu perbuatan itu tidaklah bisa sekehendak kita menentukan hasil akhir atau target suatu pencapaian...berbuat asal-asalan, semena-mena, mentang-mentang, hanya karena secuil pengetahuan yang kita punya! Apalagi hanya demi mengumpulkan klik! Agar semakin banyak yang klik! Lalu menyiar berita "Halaman kami ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya, jadi produk anda pasti cepat dikenal orang banyak, maka beriklanlah disini!"
Anggaplah dibolehkan atau sah-sah saja perbuatan menjebak orang seperti itu, dengan alasan Income atau Pendapatan...demi keuntungan? Tapi keuntungan yang seberapa besar? Besarnya pun bisa terus dirasakan sampai kehidupan setelah kematian atau tidak? Dan besar mana dengan keuntungan yang ada disisi Allah?

"Yaaa...santai ajalah Kaan, ga usah kejauhan gitu. Bawa happy ajalah! Lagian kan gratis! Coba dia pake link yang premium...yang berbayar...pasti langsung, tanpa iklan tanpa jebakan! Jadi Terima sajalah!"

"Bukan begitu San! OK lah gratis! Tapi penjebak itu memajang yang orang cari! Yang dibutuhkan orang! Atau memajang sesuatu yang bisa menggugah seseorang untuk tertarik, atau merasa perlu lihat itu, atau untuk tau lebih pada sesuatu yang dipajang itu! Ini bukan lagi masalah jebakan! Tapi masalah menggunakan jebakan untuk membuat orang lain tersasar sementara dirinya sendiri mendapatkan keuntungan! Mengarahkan orang pada kepentingannya! Ini Jahat lho!....Dan soal terima! Saya pasti terima...suka tak suka saya harus terima...karena sudah terjadi! Tapi itu semua pada akhirnya...dan kemudian...menjadi sesuatu yang saya tau...ini jebakan! Dan saya hanya bisa menghindar...itu sudah aman untuk saya. Tapi bagaimana dengan yang lain? Orang-orang yang kamu sayang? Atau anak-anakmu?....Ini harus dihentikan San."

Kita tinggalkan dialog Kaan dan Ihsan diatas. Karena bila terus dibahas, pembicaraan mereka akan melahirkan 4 (Empat) Empat Kubu besar. Kubu Pertama adalah kubu pendukung, Kubu Ke-dua adalah kubu penolak, Kubu Ke-tiga adalah kubu tengah...yang tak mau ikut-ikutan...netral katanya! Dan Kubu Ke-empat adalah kubu siluman, yang dianggap ada tapi tidak ada, atau dianggap tidak ada tapi ada. Dan jangan lupa...kubu gradasi, yang ga jelas kemana, atau bermuka banyak....akan lebih banyak lagi jumlahnya! Lalu akhirnya fokus masalah menjadi berubah pada masalah baru yakni masalah Kubu...yang sudah pasti elemen-elemennya adalah: Cacian, Debat Kusir, Buang waktu dan Penyesalan! Mencerai-beraikan persaudaraan.

Tapi yang ingin saya bahas adalah masalah Kuburan.
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.