Salamun’alaikum
Selamat datang Dzulhijjah
Saudaraku,
Ber-amal-lah
Berkurbanlah
Berkorbanlah
Berkorbanlah
BERSINARLAH
Saudaraku, segala perbuatan baik,
pekerjaan baik, yang dimulai dengan NamaNYA, Allah, Bi ismi Allah...Bismillah
adalah amal. Dan nama alam tempatnya kita untuk beramal adalah Dunia, tempat
yang indah untuk beramal, yang tidak dapat dilakukan di alam lainnya (Alam Ruh,
Alam Rahim, Alam kubur dan Alam-Alam akhirat)
Perkara diterima atau tidak amal-amal
kita adalah mutlak urusan Allah saja. Urusan kita hanyalah beramal sambil
berharap dan berupaya maksimal untuk/agar/supaya amal kita diterima. Karena
itulah kita tak bisa berhenti melakukannya sampai kematian menjemput kita. Tak
ada kata sudah, pernah atau sudah pernah.
Kesadaran untuk beramal, sadar saat
beramal adalah tanda dari hati yang tengah bersinar.
Kita tidak perlu marah dan benci
dengan orang sekitar kita. Bagaimanapun menurut kita buruknya ia (termasuk diri
kita sendiri, orang juga).
Ya kita boleh, harus malah, marah dan benci pada perbuatan buruknya!
Tapi tidak pada orangnya. Orangnya tetap harus disayangi, tetap harus dikasihani, tetap harus diharapkan bisa untuk baik.
Ya kita boleh, harus malah, marah dan benci pada perbuatan buruknya!
Tapi tidak pada orangnya. Orangnya tetap harus disayangi, tetap harus dikasihani, tetap harus diharapkan bisa untuk baik.
Seperti orang yang bolak-balik
menjenguk saudaranya di penjara.
Seperti ayah dan bunda pada anak-anaknya yang nakal, yang bandel, yang durhaka, yang menyia-nyiakan orang tuanya.
Seperti ayah dan bunda pada anak-anaknya yang nakal, yang bandel, yang durhaka, yang menyia-nyiakan orang tuanya.
(Sementara Allah Yang Paling Dekat
dengan kita, selalu melihat bagaimana kita menggunakan Nikmat-NikmatNYA untuk
bermaksiat dan melupakanNYA...Astaghfirullahal'aziim.)
Kita tidak perlu siaran, bahwa hati
kita tengah bersinar seperti intan, bahkan bisa bersinar lebih dari batu intan
itu.
Tidak perlu! Karena bagaimanapun juga manusia telah dibuat lebih indah daripada batu.
Tidak perlu! Karena bagaimanapun juga manusia telah dibuat lebih indah daripada batu.
Kita pun tidak butuh pemirsa untuk
memperlihatkan dan memuji keindahan hati kita.
Tidak perlu.
Karena keindahan sejati tidak membutuhkan itu semua.
Karena dia telah indah.
Tidak perlu.
Karena keindahan sejati tidak membutuhkan itu semua.
Karena dia telah indah.
Sesuatu yang murni indah tidak akan
menjadi tak indah hanya karena sesuatu yang tak indah. Malah ia akan membuat
indah semua yang tak indah disekitarnya.
Ya dia tanpa pemirsa.
Ya dia tidak siaran.
Karena dia tengah sibuk dengan yang lebih indah dari dirinya.
Ya dia tidak siaran.
Karena dia tengah sibuk dengan yang lebih indah dari dirinya.
Saudaraku, tak usahlah terlalu
bersedih dengan segala kekurangan dan persoalan hidup kita. Percayalah,
tak akan ada yang sanggup mengerti diri ini (walaupun diri kita sendiri)
sebagaimana Pencipta diri ini.
Saudaraku, percayalah, tak akan ada
yang sanggup sayang, kasihan, penuh belas kasih pada diri ini (walaupun diri
kita sendiri) sebagaimana pemilik diri ini. Bahkan DIA sangat sabar, selalu
menanti kita kembali padaNYA. Dan telah menyiapkan tempat kembali yang paling
baik bagi kita. Yang lebih indah dari dunia ini. Yang abadi. Yang tak mampu
kita bayangkan.
Saudaraku, mari kita bersihkan kotoran
dunia yang melekat di intan hati kita, agar sinarnya terang dan tampak, hingga
bisa menerangi jalan pulang, jalan kembali yang gelap ini.
Kita bukanlah BISA, tapi kita telah
dibuat untuk BISA. Tak akan mungkin kita BISA bila BISA itu tidak ada. Telah
disiapkan jauh sebelum kita ada.
Dia hanya ingin kita sadari itu,
dengan kesadaran yang penuh...pada semua barisan pasukan yang menjadi bagian
dan potensi yang ada di benteng diri kita...untuk tunduk padaNYA.
Sadar bahwa hanya DIA Yang Maha Suci
dari segala kekurangan dan kelemahan lah Yang Paling Tau kita dan Paling Sayang
pada kita.
Semoga Allah Subhanahuwata’ala jadikan
kita hamba-hambaNYA yang selalu bersyukur atas nikmat-nikmatNYA yang telah
dianugerahkan pada kita dan orang tua kita.
Semoga Allah Subhanahuwata’ala jadikan
kita hamba-hambaNYA yang dapat melakukan amal-amal shaleh yang DIA senangi
(Ridha) bukan yang diri kita senangi.
Semoga Allah Subhanahuwata’ala
masukkan kita kedalam majelis hamba-hambaNYA yang shaleh dengan Belas Kasih NYA
(RahmatNYA) bukan dengan MurkaNYA.
Aamiin
AllahumaSholli waSallim waBaariq ala
Sayyidina Muhammad wa'ala aalihi waSahbihi waSaadati waUmmati ajma'in.
--------------------------------------
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.