Apa kalau jijim BOLEH asal bacot!
Tapi kalau selain jijim walau bicara dengan argumen yg jelas (bukan asal jeplak kaya jijim) GA BOLEH!
Let see...mari kita urai...
April 2019 itu Pilpres! Itupun kalo rezim beruntung bisa ikutan mengingat terlalu banyak pelanggaran UU yg telah dilakukan rezim, melihat juga rakyat banyak sudah sangat menderita dan "eneg banget" dengan kekoplakan rezim yg malah asik pencitraan, yg menganggap tak ada, menyepelekan, derita kesulitan yg tengah dialami rakyat saat ini!
Lalu rezim seenak-perutnya mengatakan #2019GantiPresiden itu Gerakan Makar! Dengan alasan 2019 berarti 01 Januari 2019, pukul 00:00 Presiden harus diganti, kata Ngabalin!
Lha waktu 2017 jijim bilang Mari sukseskan Asean Games 2018, apakah Asean Games 01/01/2018 00:00 juga?!!!
Padahal seharusnya dia Tau bahwa Gelombang Aksi Mahasiswa saat ini yg menuntut Jokowi Mundur pun belum bisa disebut Makar! Karena hanya ada tuntutan disana, bukan serangan, bukan kudeta!
Nah, kalau tagar 2019TetapPancasila! Memangnya ada yg mau mengganti Pancasila? Atau Pancasila sedang dalam pemilihan juga?
Atau jangan-jangan rezim menyatakan dirinyalah Pancasila! Yg berkonsekwensi selain dirinya bukan Pancasila! Ini jelas kacau! Mana Pancasila atau mana Pancasilais saja rezim gagal paham!
Jasmerah: D.N. Aidit pun pernah Bela Pancasila, padahal ia yg menggaungkan: "Agama adalah Candu! Revolusi Mental tak akan pernah berhasil bila rakyat tak dijauhkan dari agama!" Sambil memukul lawan-lawannya dengan stempel Kontra Revolusi & Serigala Berbulu Serigala (Bukan Berbulu Domba)!
Bela Pancasila! Revolusi Mental! Apakah pembaca Teringat sesuatu?
Bila membaca artikelnya Wiratmo Soekito tahun 1966 yg berjudul "Konfrontasi kita dengan Gestapu PKI"...
Berulangnya penggunaan Saya Pancasila, Saya NKRI oleh rezim saat ini!
Berulangnya membuat cap Anti Kebhinnekaan, Intoleran, Radikal, Mengusung Khilafah pada siapapun yg dianggap lawan oleh rezim!
Sambil rezim Anti Kritik pula! Represif, reaksioner: Penghadangan aksi, Pengusiran Ustadz, Kepung Bandara, Persekusi Emak-emak, sampai punya tim/media yg produktif menebar hoax/fitnah pula!
JELAS terlalu banyak kesamaan pola dengan pola indoktrinasi PKI dari sebelum Dekrit (1959) sampai pecahnya pemberontakan PKI pada 1965 dibawah pimpinan PKI saat itu yakni Dipa NUSANTARA Aidit!
Hmmm...NUSANTARA!
Apakah anda membayangkan sesuatu?
Balik meneh, ditulis dalam artikel itu bahwa isi indoktrinasi PKI adalah: Menuduh orang lain dengan tuduhan "Kontra Revolusioner" adalah ukuran "Revolusioner"!(1)
Sistematis dan terus-menerus menciptakan hipokrisi dan kaum hipokrisi, lalu mereka sendiri yg mengkampanyekan Anti Hipokrisi!(2)
Menjalankan Politik Sektarisme/Sektarianisme...Politik bela sekte...yg benci, anti kritik, reaksioner pada siapapun diluar sektenya! Yg menjalankan: Yang hari ini lawan, besok pagi tetap lawan, yang hari ini kawan, besok pagi menjadi lawan. Demikianlah mereka yang pagi-pagi dicap ‘kontra revolusioner’ cap itu tidak akan berubah, tetapi mereka yg telah dirangkul karena ‘revolusioner’, besok paginya telah dicapnya sebagai ‘kontra revolusioner'!(3)
TIDAKKAH PEMBACA SEKALIAN MELIHAT KESAMAAN POIN (1), (2) & (3) DIATAS "ON" KEMBALI DI REZIM NOW?
Mari tetap Waspada! Tetap Siaga! Tetap Hasbunallahuwani'malwakiil Ni'malmawlaawani'mannashiir!!!
#2019GantiPresiden
#SelamanyaPancasila
#SelamanyaAntiPKI
With Love
-Kaan Kahfi-
*******************
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.
