Bukan ketidak-indahan!
Ketidak-indahan tak pantas untukmu,
ia tak kan mampu membahagiakanmu.
Walau berbagai upaya untuk menarik
perhatian matamu...yang dibuat dan dipaksakan indah...
agar dilihat mata indah mu saja...
mencuri perhatian mata indah mu
saja...
apapun itu...bila tidak membuat mata
ini Tunduk, Takjub atau menangis rindu padaNYA...maka ia hanyalah buih-buih
kesia-sia-an belaka.
Bulan, bintang, langit, awan, gunung,
lembah, sungai, laut, bunga-bunga, warna-warna, bentuk dan wajah dan seluruh
CiptaanNYA yang dapat dilihat...
membutuhkan mata untuk dikatakan...disebut...dipuji...indah.
membutuhkan mata untuk dikatakan...disebut...dipuji...indah.
Sebesar dan seluas-luasnya keindahan
alam semesta ini diciptakan untuk dilihat mata dari setiap jiwa yang
hidup...dihidupkan didalamnya...
sesuai waktunya, momennya, bagiannya...ketentuan/qadarNYA.
sesuai waktunya, momennya, bagiannya...ketentuan/qadarNYA.
Sampai saat nya tiba,
dimusnahkannya segala keindahan alam semesta ini...
untuk mata ini melihat keindahan sejati...
WajahNYA.
dimusnahkannya segala keindahan alam semesta ini...
untuk mata ini melihat keindahan sejati...
WajahNYA.
Karena DIA Maha Terpuji.
DIA terus ciptakan makhluk untuk
memuji DiriNYA.
DIA paling senang Dipuji.
Innalhamdalillah,
Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin,
hamdan syakirin,
hamdan yuwaafii ni'amahu
wa yukaafiiu maziidah.
Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin,
hamdan syakirin,
hamdan yuwaafii ni'amahu
wa yukaafiiu maziidah.
Mata…Jendela Hati…dari hati yang indah
akan selalu dilewati pandangan, penglihatan…masuk dan keluar…yang indah. Yang
cepat kembali pada Allah!
Bila mendapati keburukan, maka dia
cepat memohon kebaikan, ampunan dan keselamatan.
Bila mendapati kebaikan, maka dia
cepat berterimakasih dan bersyukur dan memohon Keselamatan, Keberkahan dan
RidhaNYA.
Begitu juga telinganya…pendengarannya!
Pintu Hatinya!
Pintu hati yang tak pernah istirahat
seperti hati nya…jantungnya…Kalbunya itu! Selalu mendengar walau dia tertidur!
Selalu mendengarkan keindahan karena indah hatinya.
Hati yang indah…yang selalu bertaubat sehingga
ia bisa bersabar dan bersyukur!
Kokoh ia!
Mapan ia!
Yakin dan Senang bersama TuhanNYA.
Maka Lisannya…karya hatinya…produk
hatinya… ungkapan hatinya…adalah juga Keindahan!
Mungkin tak sekali kita temui
pembicaraan atau tulisan seseorang yang "tak tahan" untuk membuka aib
orang lain di ruang publik. Ada yang dengan dalih kebenaran, menasehati,
protes, pamer kepintaran, mendulang "like", sampai yang bikin sensasi
biar rame biar terkenal...ujung-ujungnya untuk memperoleh keuntungan sekian
rupiah, sekian dolar.
Seolah tak tertahankan, padahal sudah
puluhan kali dilatih "menahan yang boleh" selama sebulan penuh di
bulan puasa.
Ya ini tanda begitu mudahnya kita lupa
dan begitu cepatnya kita mengikuti keinginan diri sendiri, daripada
keinginanNYA.
Walau kita tau Ghibah itu seperti
memakan bangkai saudara sendiri.
Walau kita tau memfitnah itu lebih
kejam dari membunuh. Karena keberadaannya, hidupnya, dan peluangnya untuk
menjadi baik atau lebih baik pun ikut "dibunuh".
Hanya oleh "ke-iseng-an"
saja!
Hanya oleh "ikut campur" saja!
Hanya oleh "me-lebih dari Tuhan-kan diri" saja!
Hanya oleh "ikut campur" saja!
Hanya oleh "me-lebih dari Tuhan-kan diri" saja!
Bagaimana tidak "iseng"
alias "tidak serius"?!
Bila memang kita sungguh-sungguh/serius
ingin memberi teguran atau nasihat atau protes tidak suka atau
tersinggung...temuilah orang itu dan katakan padanya! Berdua saja atau ajak
penengah atau saksi! Fair! Bukan dibelakangnya! Bukan malah disampaikan pada
orang lain! Di ruang publik pula! Lalu bangkit ujub karena puluhan ribu orang
yang "like"! Tak terbayang kah bila ternyata perbuatan itu Allah
tidak suka? Mengundang MurkaNYA? Pada sekian puluh ribu pemilik jempol itu kita
harus membuat klarifikasi! Membersihkan namanya yang telah kita rusak!
Bagaimana tidak ikut campur?!
Tau kah kita ada maksud apa dari Sang Pemberi Izin, Yang Maha Berkehendak menjadikan cerita hidupnya seperti itu?
Tau kah kita ada maksud apa dari Sang Pemberi Izin, Yang Maha Berkehendak menjadikan cerita hidupnya seperti itu?
Saat Allah menguji dengan kemiskinan karena padaNYA jua segala kekayaan! Kita punya apa?
Saat Allah menjatuhkan kita dalam salah dan dosa karena hanya padaNYA segala Kebenaran dan Ampunan! Kita mampu apa?
Saat Allah mematikan karena hanya DIA jua Yang Dapat Menghidupkannya kembali! Kita bisa apa?
Bagaimana tidak menjadi lebih dari
Tuhan?!
Sedangkan Allah saja selalu tutupi aib kita! Kita malah membukanya!
Allah saja selalu siapkan jalan keluar, ampunan dan maaf! Kita yang belaga punya solusi tapi malah menambah rusak suasana...bikin gaduh! Lalu tak bagus pula akhirnya...ancur-ancuran Ending-nya!
Sedangkan Allah saja selalu tutupi aib kita! Kita malah membukanya!
Allah saja selalu siapkan jalan keluar, ampunan dan maaf! Kita yang belaga punya solusi tapi malah menambah rusak suasana...bikin gaduh! Lalu tak bagus pula akhirnya...ancur-ancuran Ending-nya!
Allah bisa merubah dia menjadi baik! Kita malah menutupi dan memastikan "tidak-mungkin!".
Bukan ditutupi aibnya...malah disebar luaskan!
Enteng dan Lezat lisan ini mengumbar
aib orang lain!
Memegang mandat, otoritas dari Negara
atau dari Tuhan sebagai Penyelidik atau Penyelesai
Masalah…Penolong…Penyelamat…PUN TIDAK!!!
Lalu banyak orang yang suka…sepakat,
mengikuti, mencontoh, meneladaninya...terus dan terus sebanyak penggemar
ke-tidak-baikan itu.
Ditambah dengan menyebar hasutan,
fitnah dan penyamarataan pula! Maka semakin sempurnalah "dosa
jariyah" nya.
Dari Muaz bin Jabal Radhiallahu'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
Radhiallahu'anhu bersabda:
"Barangsiapa memalukan saudaranya yang muslim dengan sesuatu dosa yang dia
telah bertaubat dengannya, Allah tidak akan mematikannya sehinggalah dia
sendiri terjerumus ke dalam dosa tersebut."
(Hadits Riwayat Imam At-Turmudzi)
(Hadits Riwayat Imam At-Turmudzi)
Saudaraku...
Marilah kita memohon kepada Allah Azza Wa Jalla...agar diberikan akhlak yang baik dan dijauhkan dari akhlak yang buruk. Aamiin
Marilah kita memohon kepada Allah Azza Wa Jalla...agar diberikan akhlak yang baik dan dijauhkan dari akhlak yang buruk. Aamiin
Biarlah saat ini membicarakan aib
orang, membuka aib suami/istri atau saudara atau keluarga atau teman di ruang
publik dianggap biasa.
Media pun yang punya kesempatan untuk
beramal lebih dengan mengajak manusia ingat pada Allah, kembali pada Allah,
mengenal Allah...malah menjadikan "bongkar-bongkar aib", menghina
orang, memojokkan orang...mem-bully...tidak menghormati orang lain...sebagai
komoditi alias barang dagangan.
Seperti berita-berita yang mengajak
bukan lagi pada ghibah tapi sudah pada status siaga satu...berani memfitnah,
menyebar fitnah.
(Membangunkan fitnah jelas-jelas mengundang petaka/ bala-bencana.)
Dengan judul yang dibuat sengaja memancing...mem-provokasi malah, seperti HEBOH, GEGER, FAKTA dan lain sebagainya.
(Membangunkan fitnah jelas-jelas mengundang petaka/ bala-bencana.)
Dengan judul yang dibuat sengaja memancing...mem-provokasi malah, seperti HEBOH, GEGER, FAKTA dan lain sebagainya.
Lalu semudah meludah…cuhh…maka banyak
orang terlibat!
Dan seperti buang angin…dhuut…sedetik
kemudian dilupakan begitu saja!
Dianggap biasa!
Dan tak sedikitpun sadar bahwa itu semua
telah menjadi Dosa Jariah...Dosa yang langgeng...sebanyak siapa yang
terlibat/mengikutinya! Walaupun pembuat beritanya telah lama mati!
Disaat yang sama mereka mampu mengajak dan menasehati orang banyak untuk lebih dekat, lebih memilih Allah.
Biarlah...
Biarkan saja...
Kita mulai dari diri kita, ajak
keluarga kita...selamatkan orang-orang yang kita sayangi. Agar kebahagiaan kita
bersama mereka langgeng sampai ke alam akhir, tidak hanya di dunia ini saja.
Tidak terjebak di dunia ini saja.
Semoga sampai ke SurgaNYA...Aamiin
Semoga sampai ke SurgaNYA...Aamiin
Dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu,
Rasulullah Shalallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Janganlah kamu berdengki-dengkian,
"Janganlah kamu berdengki-dengkian,
dan jangan kamu tipu-menipu,
dan jangan benci-membenci,
dan jangan musuh memusuhi,
dan jangan kamu berjual beli atas jual beli setengah yang lain,
dan jadilah kamu sekalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Seorang Muslim adalah bersaudara sesama Muslim,
tidak boleh menganiayanya,
tidak boleh membiarkannya tertindas,
tidak boleh mendustainya
dan tidak boleh menghinanya.
Taqwa itu berpuncak dari sini_sambil Nabi Shalallahu'alaihiwasallam menunjukkan ke dadanya tiga kali.
Sudah memadailah kejahatan seorang itu jika ia menghina saudaranya yang Islam. Seorang Muslim terhadap seorang Muslim yang lain adalah diharamkan
darahnya,
harta bendanya
dan kehormatannya."
Rasulullah Shalallahu'alaihiwasallam
bersabda:
Berbahagialah orang-orang yang ikhlas. Mereka adalah pelita di dalam gelap, dan karena mereka padamlah fitnah-fitnah yang besar.
(Hadits Riwayat Baihaqi)
Berbahagialah orang-orang yang ikhlas. Mereka adalah pelita di dalam gelap, dan karena mereka padamlah fitnah-fitnah yang besar.
(Hadits Riwayat Baihaqi)
Semoga pelita di dalam gelap itu adalah
juga saudaraku sekalian. Aamiin
---------------------------------------------------------------
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.
With Love
-Kaan Kahfi-
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.