Random Posts

Wednesday, August 9, 2017

KISAH PEMBAWA BATU

Seorang membawa batu, satu-satunya batu miliknya. Dia bertahan dengan hidup barunya! Dipegang teguh janjinya...tak akan ia melempar sebagaimana dulu dia sering melempar!
Tak pernah ia perlihatkan batu miliknya. Diceritakanpun tidak.

Seorang lagi membawa batu, satu-satunya batu miliknya. Dia menunggu waktu yg tepat untuk melempar! Ia tak ingin terjebak dalam cerita lama saat ia sering melempar!
Tak masalah baginya memperlihatkan batu miliknya!
Tak masalah juga bila orang lain tau dia memiliki batu!
Diceritakanpun...baik oleh dia sendiri maupun orang lain...baginya tak masalah!

Seorang lagi membawa batu, satu-satunya batu miliknya. Dia asik melempar apapun yg ingin dia lempar, untuk kemudian dia mencari batu yg dilemparnya tadi, dan menemukannya kembali bersama masalah yg selalu menyertai batunya itu! Seperti hari-hari yg lalu!

Bila orang pertama bertemu dengan orang kedua, atau orang ketiga, ia menyadari bahwa begitulah ia dahulu! Dan ia pun berlalu.

Bila orang kedua bertemu dengan orang ketiga, ia menyadari bahwa begitulah ia dahulu! Ia pun menasehati orang ketiga agar tak terjebak dalam lingkaran hidup "melempar" nya.
Dan nasehat itu begitu menggugah jiwa orang ketiga! Ia takjub pada kehebatan orang kedua dalam menahan lemparannya! Dia tercerahkan dengan nasehat dari teladan orang kedua, dan itu memotivasi dirinya untuk bisa menahan lemparan seperti orang kedua.

"Duhai...
Betapa selama ini aku tak dapat melihat itu semua! Aku terlalu asik dengan melempar hingga tak dapat kulihat keadaanku sendiri yg terjebak seperti ini! Terjebak oleh lemparanku sendiri."

Sang akupun mulai terlepas dari penjara makna!
Disadarinya bahwa satu-satunya batu yang ada ditangannya bukanlah batu itu sendiri! Ia hanyalah nama dari sesuatu yang dieksistensikan sebagai batu oleh tangannya! Perbuatannya! ID nya! Dirinya!

Seperti nasehat orang kedua yang telah membuka tabir itu padanya, bahwa batu yang ada ditangan ini hanyalah salah satu batu yang telah diri ini pilih untuk bersama dengan tangan ini, dari sekian banyak batu yang terlupakan.
Yang terlupakan karena tak dapat ditemui kembali setelah dilemparkan! Kegagalan!
Yang terlupakan karena ditinggal pergi, tak dicari, bahkan tak ingin dipungut kembali karena masalah yg melekat padanya! Pelarian!

Lalu sampailah orang ketiga ini di negri orang kedua! Di langit orang kedua! Di derajat orang kedua! Dia bersyukur telah berhasil lepas dari kebebasan melemparnya! Dia telah senang menjadi seseorang yg terikat aturan, yg dapat bebas mengakui bahkan berteriak "Aku Mencintai Ketidakbebasanku!"
Diapun mulai terlibat perlombaan dengan orang-orang "pilihan" yg berada di makom, tingkat, derajat yg sama dengan dirinya!

Bertambah-tambah syukurnya dan bertambah-tambah takjubnya ketika mendapati kenyataan...dari sekian banyak orang-orang yg seperti dirinya itu, ternyata hanyalah sedikit, bahkan sangat sedikit bila dibandingkan dengan banyaknya orang-orang yang bebas melempar! Orang-orang di Negri, Langit, Derajat tempat sebelumnya ia berada!

Lalu, ketakjuban itu, bersama perlombaan itu, perlahan namun pasti mulai menggeser dinding batu raksasa yang selama ini menyumbat, yg selama ini menutup lubang hatinya! Semakin jauh sumbat itu bergeser semakin terang cahaya memburat dari balik batu raksasa itu! Namun semakin besar dan semakin berat pula batu sumbatan itu!

"Duhai! Apalagi ini!
Mengapa aku semakin merasa tak berarti?
Duhai apalah arti kisah keberhasilanku selama ini?

Oh...
Apakah aku masih terjebak!
Terjebak dengan jebakan bentuk lain!

Oh...
Akan ada lagikah orang yg datang menasehatiku?

Apakah masih ada derajat lagi diatas semua ini?
Apakah masih ada langit lagi diatas semua ini?
Apakah masih ada negri lagi diatas semua ini?"

Awalnya peristiwa ini seperti pembukaan baru baginya, seperti pencerahan baru baginya! Seperti Rahasia khusus untuknya! Namun didapatinya, ternyata para peserta perlombaan, semuanya merasakan hal yg serupa dengannya! Mendapati hal yg serupa dengannya!

Lalu mereka coba pecahkan misteri itu!
Bersama-sama!
Dari satu perjumpaan ke perjumpaan lain!
Dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya!

"Sungguh ini suatu misteri! Belum pernah kutemui satu orangpun yg bercerita tentang lubang cahaya itu!"

"Ya! Akupun demikian! Jawab yg lain!"

"(Duhai Robb! Allahumma! Seandainya misteri ini memang tak terpecahkan, berikanlah aku satu tanda saja untuk mengerti!)" Bisik batin salah satu dari mereka.

Suatu hari, terjadi kegaduhan diluar istana pertemuan. Kagaduhan yg luar biasa dari perlawanan orang banyak terhadap satu makhluk raksasa bersalut api, berselendang api dan bersenjatakan api!
Orang-orang dari dalam istana pertemuan pun keluar, menyaksikan pertempuran yg terjadi!
Dan adalah dalam pengamatan mereka, betapa setiap lemparan dari orang banyak yg tengah bertempur melawan raksasa api itu, tak ada yg sampai, semuanya tak sampai, luput, dari mengenai sasaran!

Lalu sebagian orang dari dalam istana mulai membulatkan tekat untuk ikut melempar raksasa api itu, sebagian lagi menanti waktu yg tepat untuk melempar, sebagian lagi terus mengamati!

Tiba-tiba terdengar takbir...
ALLAHUAKBAR!!!

Dan jatuhlah raksasa api tadi! Roboh dan mati!

Dan menggemalah pekik takbir kemenangan dari orang-orang banyak yg tadi bertempur!

Namun tidak demikian dengan orang-orang yang berada di dekat istana pertemuan!
Tak ada takbir keluar dari mulut mereka!
Yang tampak hanyalah wajah-wajah keheranan!
Yang semuanya bertanya-tanya...
"Apa yang terjadi?"
"Bagaimana bisa?"
"Oleh siapa?"

"(Terimakasih Ya Robbi, telah Engkau perkenankan aku untuk melihat tanda yang Kau berikan!)" Bisik batin salah satu dari mereka.

Betapa terang dilihatnya seseorang melemparkan batu, satu-satunya batu yang ada ditangannya, lalu dengan satu teriakan takbir membuat roboh raksasa api itu, lalu pergi berlalu begitu saja.

"(Kini aku tau! Mengapa tak ada yg bercerita tentang lubang cahaya itu! Karena yg telah menemukannya memang tak pernah menceritakannya!)"

Sementara jauh diujung sana seseorang berjalan sambil bergumam...
"Yaa Allah! Keagungan adalah KeagunganMu saja! Sungguh tiadalah dayaku untuk melempar dengan satu lemparan yg mematikan! Engkaulah Yang Melempar! Bukanlah aku yang melempar!
Laailaahailla Anta, SubhanaKa, WabihamdiKa, Astaghfiruka, WaatuubuilaiK!
Laailaahailla Anta, SubhanaKa, WabihamdiKa, Astaghfiruka, WaatuubuilaiK!
Laailaahailla Anta, SubhanaKa, WabihamdiKa, Astaghfiruka, WaatuubuilaiK!.....


With Love
-Kaan Kahfi-
*******************
Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.