Random Posts

Tuesday, December 16, 2014

CERPEN NEGARA-NEGARA-AN (Cerita Dewasa (DW) tapi ga porno)


Tidaaaaak!!!

Teriak Priyo tiba-tiba sambil terhentak duduk bangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Keringatnya banyak, berbulir-bulir menempel mulai dari jidat sampai dadanya yang bidang, seperti yang menempel di botol minuman dari kulkas. Walaupun “view” nya saat itu lebih pas untuk adegan orang habis olahraga atau usai bersetubuh, tapi mimik mukanya yang ketakutan itu membuatnya tidak pas.

Wanito, istri Priyo yang sebelum kejadian tengah berbaring di dadanya itupun sampai terlempar jauh dari ranjang. Setelah dapat menguasai dirinya dari kaget…shock…dan sekilas pertanyaan…kenapa dirinya tiba-tiba ada di lantai. Sekuat tenaga ia mencoba melupakan perih dari daging yang baru saja tumbuh di jidatnya, walau jauh lebih kecil dari ukuran buah-dadanya…tapi cukup menjadi bukti bahwa saat itu volume tubuhnya bertambah sedikit.

Wanito menghampiri Priyo yang masih belum berhasil mengatur nafasnya. Yang matanyapun masih terbuka lebar dan menerawang jauh entah kemana.
“Mamah salah apa Pah? Kenapa Papah lempar Mamah ke lantai begitu?”
“Maaf Mah…Papah ga sengaja.”
“Iya Mamah maafin…”
“Makasih Mah.”..
“Sama-sama.”

“Pah! Kenapa kita gaya ngomongnya kaya sinetron begini? Ini sungguh memalukan Pah! Apa kata keluarga besar kita bila tau selera kita rendah begini…ngikutin sinetron!?” Udah kaya orang kampung aja!!!”

“Jangan begitu Mah! Orang kampung ga bisa disalahin hanya karena mereka tampak memalukan, bodoh dan berselera rendah…ngomong gaya sinetron begitu! Mereka itu hanya korban tivi! Meraka di cekokin! Mereka diracuni media yang dibayar dan di “stir” Paman Sengkuni! Jadi Mamah ga boleh menghina orang kampung begitu!”

“Iya Pah, Mamah salah! Maafin Mamah yah?”
“Iya Mah…Papah maafin.”
“Makasih Pah…”
“Sama-sama.”

“Lho…koq jadi tambah aneh begini pembicaraan kita Pah?”
“Iya yah Mah…Papah juga heran! Ya udah kita ulangi lagi Mah…sana Mamah ulangin lagi, dari tempat Mamah jatoh tadi!”

“OK Pah…”

-MARI SAMA-SAMA KITA ULANG-

Wanito, istri Priyo yang sebelum kejadian tengah berbaring di dadanya itupun sampai terlempar jauh dari ranjang. Setelah dapat menguasai dirinya dari kaget…shock…dan sekilas pertanyaan…kenapa dirinya tiba-tiba ada di lantai. Sekuat tenaga ia mencoba melupakan perih dari daging yang baru saja tumbuh di jidatnya, walau jauh lebih kecil dari ukuran buah-dadanya…tapi cukup menjadi bukti bahwa saat itu volume tubuhnya bertambah sedikit.

Wanito menghampiri Priyo yang masih belum berhasil mengatur nafasnya. Yang matanyapun masih terbuka lebar dan menerawang jauh entah kemana.

“Papah kenapa? Mimpi buruk yah?”
“Iya Mah, buruk sekali….Menakutkan!”

Wanito membelai rambut Priyo yang basah oleh keringat itu, ditatanya dengan jemari lentik nan putih dari tangan kanannya…sambil matanya terus menatap mata Priyo. Mereka berdua saling menatap…seperti saling menggali isi hati pasangannya. Bisu tanpa kata-kata…indah dan menenangkan segenap keguncangan yang baru saja terjadi.

Kesyahduan Priyo Wanito ini…
Bila diolah Hollywood pasti berakhir (pake hir yah) dengan persetubuhan walaupun sebelum tidur tadi udah.
Bila diolah Bollywood pasti berakhir  dengan tarian dan nyanyian…bernyanyi, balas-balasan, sambil muterin ranjang…terus laki-lakinya nempelin idungnya di pipi perempuannya…perempuannya ngelirik malu-malu mau getoh…terus lari-lari kecil minta dikejer.
Bila diolah Koreawood pasti masing-masing langsung cari henpon nya, yang selebar talenan itu, terus saling poto, terus di upload ke efbi.
Bila diolah SinetronMurahanGaBermutuWut pasti mata keduanya langsung ada titik merahnya! Menyala! Terus mulutnya kebuka ngeliatin giginya yang dirapetin sambil menggeram seperti serigala pemburu…sambil ada suara latar yang menggema ga bagus geto…”Kau menyakitikuhh!!!” (pake H dabel).

Tapi untungnya penulis berani untuk tidak bekerjasama dengan perkayuaan wood wood itu!

“Mimpi buruk apa Pah?”

“Serem banget Mah…kita kaya tinggal di luar negri gitu…kota-kotanya rapih…jalan-jalannya rata…selokan-nya, kali-nya bersih…ga ada sampah…airnya jerniiih banget! Orang-orangnya juga rapih rapih, bersih dan sopan sopan banget! Tapi yang herannya disitu ada pak RT juga, ada pak RW juga, ada pak Lurah juga…udah kaya disini!”

(Jeda)
Priyo seperti sedang berusaha mengingat-ingat kembali alur cerita  mimpinya…biji matanya berputar-putar seperti biji mata orang gila. Dan dipertegas dengan…sebentar alisnya yang kusut…sebentar garis-garis di jidatnya yang kusut!

“Terus Pah?....”

“Terus….anehnya…Papah seperti di langit, ngeliat semua nya itu dari atas…tapi keliatan jelas banget semuanya…ga jadi kecil! Pak RT itu keliling lingkungan kekuasaannya, ngeliat, merhatiin, ngontrol…apa yang kurang, ada masalah apa, apa yang perlu diperbaiki…ya jalanan, selokan, lampu jalan, sampah, sampai ke warga-nya…orang-orang…semua orang di daerah kekuasaannya…yang menjadi tanggung-jawabnya untuk di buat RUKUN. Dia benar-benar seperti orang tua dengan anak-anaknya disitu …

Terus pak RW nya juga begitu…merhatiin dan ngurus RT RT dibawah kekuasaannya…gimana cara agar supaya RT RT itu RUKUN….terus begitu semuanya sampai ke Lurah, Camat…..sampai ke Presiden!

Papah jadi takut! Negri apaan ini? Koq horor banget...Negri eh maksud Papah Ngeri!!!”

“Iya ya Pah…horror banget mimpinya! Masa iya ada Negri kaya begitu! Kan normalnya Negri yah harusnya kaya Negri kitalah…Pejabat_yang menjabat amanah…biasa-biasa ajalah…apa yang mau diurus…semua urusan..urusan apapun itu harus ditanya dulu ada uangnya ga? Dan dia harus KUAT ga kepengaruh tangisan, pemandangan susah, jadi bikin celaka orang atau mati, jadi nyusahin orang, dsb dll…harus KUAT milih uang! Itu baru bener…yak kan pah?”

“Iya Mah.”

Priyo tampak sudah mulai tenang…sudah bisa menguasai dirinya kembali dari serangan takut.

“Hmm..untung cuma mimpi ya Mah!......Tapi ada juga lho beberapa orang yang pengen Negri ini kaya di mimpi Papah tadi Mah!”

“Yah biarin aja Pah! Ga bakal kuat dia…anggap aja orang gila!”

“Iya Mah, seandainya dia ngerti tujuan mulia orang-orang seperti kita yah! Mereka kira gampang Papah jadi pejabat begini! Papah harus berani nyuri demi tercapainya tujuan mulia kita…mereka malah bilang Papah korupsi!
Papah banting tulang…kerja keras biar bisa nyaman dan hidup mewah begini! Mestinya mereka kan ngikutin kerja kerasnya Papah! Ini malah ngomongin kemewahan hidup Papah!
Papah tegas membela kebersamaan kita…ga mau diganggu sama paham ini paham itu! Papah malah dibilang kafir! Ga tau deh Papah bingung liat orang-orang seperti itu!”

“Biar aja Pah, mereka kan memperjuangkan yang ga jelas! Liat aja hidupnya pada susah! Mamah setuju sama Papah…yang jelas ajalah…UANG! Yak kan Pah!

“Ya Mah, bener itu Orang mau senang, mau nyaman, mau lancar urusannya, mau bahagia, mau sehat…ya harus pake uang! Persaudaraan yang mereka gadang-gadang itu kan cuma semu! Di hayalan aja! Tetep aja kenyataanya perlu Uang! Mereka ga tau betapa tegasnya Uang…sampai ga bisa dipengaruhi apapun! Mau Ayah – Anak, Ibu – Anak, Suami – Istri, Kakak – Adik, Sahabat, Teman…uang ga pernah perduli!....Terus mereka mau pake paham persaudaraan, sama-sama susah senang, saling bantu, saling perhatian….yaaaa….mana ada jaman sekarang! Itu kan paham-paham kuno!”

“Maklum lah Pah, mereka kan ga nyampe kesitu pikirannya! Yang penting Papah tetep aja sama apa yang Papah perjuangkan. Lagipula ga baik menggangu orang lain…buang waktu ganggu orang  yang milih sabar, miskin, kesulitan dan susah itu! Jangan diganggu dengan bantuan, kasih-sayang, dan lain sebagainya itu! Biar ajalah mereka begitu!”

“Itu pasti Mah, pokoknya tujuan Papah cuma satu…Papah dan kawan-kawan seperjuangan punya tujuan mulya…menghapus kemiskinan dari negri ini! Gimanapun itu caranya! Pokoknya dihapus! Mau ditangkep kek, ditindas kek, dibuat tambah susah keq…semuanya akan kita pake…keputusan-keputusan, Siaran tivi, radio, style, trend, pelajaran sekolah dan kampus…semuanya! Mol kita banyakin, Pasar-pasar modern kita sebar! Gaya-gaya keren kita cekokin! Enaknya hidup mewah kita pamerin! Semuanya kita pake biar kemiskinan itu jera! Lama-lama juga kehapus sendiri! Musnah! Saat itu tiba…maka tibalah giliran negri menguasai dunia!”

“Wuihhh! Papah hebat sekali! Mulya sekali perjuangan Papah! Aku bangga jadi istrimu Pah!”

Mereka berdua saling menatap…seperti saling menggali isi hati pasangannya. Bisu tanpa kata-kata…indah dan menenangkan segenap keguncangan yang sudah agak lama terjadi.

Kesyahduan Priyo Wanito ini…
Bila diolah Hollywood pasti berakhir (pake hir yah) dengan persetubuhan walaupun sebelum tidur tadi udah.
Bila diolah Bollywood pasti berakhir  dengan tarian dan nyanyian…bernyanyi, balas-balasan, sambil muterin ranjang…terus laki-lakinya nempelin idungnya di pipi perempuannya…perempuannya ngelirik malu-malu mau getoh…terus lari-lari kecil minta dikejer.
Bila diolah Koreawood pasti masing-masing langsung cari henpon nya, yang selebar talenan itu, terus saling poto, terus di upload ke efbi.
Bila diolah SinetronMurahanGaBermutuWut pasti mata keduanya langsung ada titik merahnya! Menyala! Terus mulutnya kebuka ngeliatin giginya yang dirapetin sambil menggeram seperti serigala pemburu…sambil ada suara latar yang menggema ga bagus geto…”Kau menyakitikuhh!!!” (pake H dabel).

Tapi untungnya penulis berani untuk mengulang adegan ini, meng-copy-paste tulisan sendiri. Untuk membuktikan ini bukan mutlak milik perkayuaan wood wood itu dengan segala cerita bersambung dan berulangnya!

“Oya Pah, ibuku makin kritis di rumah sakit! Katanya rumah, tanah dan hartanya sudah habis buat pengobatannya itu! Mamah minta uang Papah yah buat bantu ibuku.”

“Kuatlah Mah! Kan Mamah sendiri yang barusan bilang…jangan ganggu kesulitan orang! Mamah harus kuat…Ibu Mamah kan orang juga! Uang…Papah banyak! Tapi Papah sudah atur semua nya untuk ini dan itu! Papah juga sedang kuat untuk setegas uang Mah!”

“Baiklah Pah. Maafin Mamah kepancing suasana!”
“Ga apa-apa Mah…itu proses!”
“Makasih yah Pah…”
“Iya Mah, Papah makasih juga sama Mamah.”
“Maafin Mamah yah Pah…”
“Iya Mah…Papah maafin…”
“Makasih Pah.”
“Sama-sama Mah”

--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.